APA yang BISA kita DILIHAT kalau selalu NAIK PESAWAT
NAIK BUS ke HAT YAI, di sebelah utara terminal bus Kuala Lumpur ‘Puduraya’ banyak berjajar agen bus yang menjual tiket ke berbagai jurusan seperti ke Melaka, Singapore, Penang, Hat yai dan tujuan lainnya. Kali ini tujuanku adalah ke Hat yai (Thailand Selatan), kota terbesar dan ramai di Thailand Selatan.
Sejak dua hari lalu tiket sudah kubeli di salah satu agen bus dekat terminal Puduraya, aku coba pakai bus Alisan, harga tiketnya 50RM, berangkat pukul 10 malam dan tiba di Hat yai sekitar pukul 7 pagi. Aku menginap di Hibiscus Budget Hotel yang letaknya tidak jauh dari agen bus. Mendekati waktu berangkat aku baru angkat bawaanku ke agen bus (barang-barang yang tidak perlu dibawa kutitipkan di hotel, karena akan kembali menginap disitu lagi sebelum pulang ke tanah air).
Ada 2 jenis bus menuju Hat yai, pertama jenis biasa seperti umumnya bus malam dan berikutnya adalah jenis double decker (bus bertingkat). Tapi harga tiketnya sama. Bus Alisan ber-AC, komposisi seat 2-1 kursinya besar-besar, driver 2 orang bergantian dan dilengkapi LCD TV 29 inch. Bus ke Hat yai biasanya semua tanpa toilet (dimaksudkan untuk menjaga higenitas dalam bus).
Untuk ke Hat yai selain dengan bus bisa juga pakai kereta api KTM (Kereta Tanah Melayu) dari Kualalumpur ke Butterworth terus ke Hatyai atau dengan pesawat. Perjalanan overland antar kota di Malaysia dihubungkan dengan highway dan di sepanjang jalur ini adalah perkebunan sawit. Perkebunan tersebut bisa disaksikan mulai dari Johor, Melaka, KL sampai dengan perbatasan Thailand.
Dalam perjalanan sedapat mungkin kutempuh melalui jalur darat karena tujuanku adalah wisata mata, rasa dan jiwa, maksudku APA yang BISA DILIHAT kalau NAIK PESAWAT.
@HAT YAI
Mendekati kota Hat yai kita harus melewati imigrasi Malaysia dan Thailand, untuk persiapan dokumen imigrasi bus berhenti istirahat sekitar satu jam di suatu rumah makan dekat border Malaysia site (Changloon/Bukit Kayu Hitam). Di situ kita bisa ke kamar kecil, pesan makanan/minuman atau tukar uang asing. Sebelum turun dari bus, crew mengumpulkan paspor dan setelah istirahat crew bus mengembalikan paspor lengkap dengan kartu imigrasi Thailand yang telah diisi.
Tidak lama bus melaju, kita akan sampai di border Malaysia, semua harus turun dari bus kemudian seperti biasa paspor diperiksa imigrasi, kalau ok paspor akan distempel keluar Malaysia. Lalu naik bus lagi menuju border Thailand site (Sadao), barang dan penumpang semua harus turun. Sambil menahan kantuk menjelang subuh aku antri 'seperti pembagian BLT'. Di imigrasi Thailand, aku ditanya petugas, "Mau ngapaiin ke Thailand ?" Holiday, bersama anak dan isteri, jawabku. Kemudian dia tanya lagi, "Dimana akan tinggal ?" Ku jawab dengan percaya diri ‘Hotel Golden Crown’, dia mengangguk dan chetok aku dengar pasporku distempel masuk Thailand. Serta merta aju bilang, ‘Khob kun kab’ (terima kasih untuk pria). Selesai semua urusan imigrasi, barang dan penumpang naik kembali ke atas bus untuk menyelesaikan sisa perjalanan.
Highway dari Kuala lumpur menuju Hat yai jalannya lebar, mulus dan dilengkapi rambu-rambu lalu lintas termasuk panduan jalan yang memantul kalau kena lampu mobil pada malam hari. Dengan kondisi tersebut penumpang merasa aman dan nyaman sehingga setidaknya dapat menekan terjadinya kecelakaan. Melewati Songkhla (kota pinggir pantai). Akhirnya sekitar pukul 7 pagi perjalanan bus berhenti di agen bus Alisan, Hat yai.
Hat yai kota transit yang strategis. Merupakan kota ketiga terbesar di Thailand. Ramainya seperti kota Malang dan Jember di Jawa Timur atau kota Tegal dan Pekalongan di Jawa Tengah atau kota Garut dan Tasikmalaya di Jawa Barat, begitulah kira-kira padanannya.
Karena Strategisnya kota ini, dari sini kita bisa menuju ke berbagai tujuan antara lain Surathani, Pattani, Yala, Narathiwat, Penang, Kualalumpur, Bangkok dan tujuan lainnya.
Sebetulnya di daerah Thailand selatan masih mempunyai masalah politik dengan pemerintah pusat. Wilayah ini mayoritas didiami oleh komunitas muslim yang berjuang ingin memisahkan diri dari Thailand. Akibatnya sampai sekarang sering terjadi kekerasan melawan pemerintah. Pada tahun 2008 Indonesia pernah menjadi mediator perdamaian untuk masalah ini yang dilaksanakan di Istana Bogor.
ADA APA DI HAT YAI ?
Aku beli voucher hotel di agen bus Alisan, kupilih Hotel Golden Crown (www.hadyaigoldencrown.com). Rate-nya, harganya 670 Bath atau Rp.200rbuan).
Beli voucher hotel di agen harganya jauh lebih murah dibanding beli langsung di hotel. Selisihnya hampir 200 Bath. Apalagi aku bertiga, pasti harganya dikasih yang triple room (kalau pakai voucher nggak masalah, serahkan vouchernya maka staf hotel akan diam aja).
Dari agen bus Alisan ke hotel aku jalan kaki sekitar 500 meteran melewati blok-blok pertokoan. Sampai di hotel, voucher dan paspor kuserahkan ke receptionis. Dia diam aja nggak masalahkan aku bertiga.
Dapat kamar di lantai 7 yang besar dilengkapi berbagai kebutuhan di dalam kamar membuat aku lebih santai, soalnya nggak perlu keluarkan handuk, air mineral atau sikat gigi. Karena semuanya sudah tersedia.
Selepas istirahat di hotel, aku mulai menjelajahi kota Hat yai diawali beli kartu prabayar 100Bath (30rbuan) untuk sms dan telepon keluar, kemudian makan di Restoran Salwa (moslem food). Aku pilih tom yam sea food (masakan khas Thailand yang pedas) dan minumnya es tebu, semuanya lezat dan murah sekali, bertiga aku habis 325 Bath.
Kemudian ke Kim Young Market yang menjual aneka macam kebutuhan sutera, sepatu dan tas yang murah harganya tapi mutunya oke banget. Selanjutnya ke Market di Poolsuwan Road, Montri Road, Montri 1 Road dan Rattakan Road yang banyak menjual macam-macam cindera mata khas Thailand. Di sini harga nya grosiran, seperti kaos, accessories hiasan rumah atauvgantungan kunci.
Menelusuri jalan-jalan Hat yai, hampir di setiap toko banyak dijumpai pelayanan massage (pijat ala Thai, foot massage ataupun body massage). Taripnya 200 sampai 250 Bath per jam. Para pelayan massage berdiri di depan toko menawarkan jasanya.
Malam harinya aku menyaksikan atraksi-atraksi jalanan di sekitar restoran ayam McD seperti sulap, musik dan seni lukis. Tak lupa aku nikmati lobster goreng, durian 30 Bath, manisan buah segar 30 Bath dan beli oleh-oleh dompet kulit ikan pari 350 Bath, sabuk kulit ikan pari 550 Bath, kaos 75 Bath, tas dan lainnya.
Setelah puas menjelajahi keramaian kota Hat yai, sebelum kembali ke hotel aku bertiga makan malam di restoran yang sama ‘Salwa’, kali ini aku pilih full table hanya 686Bath. Hari pertama di Hat yai aku tutup dengan istirahat di kamar hotel sambil nonton TV menjelang tidur.
Keesokan harinya kegiatan aku awali dengan sarapan di McD sekitar Lee Garden Plaza. Aku dapat informasi, katanya di McD ada B2-nya. Jadi aku hanya minum kopi dan makan kentang olahan 222 Bath. Pergi ke agen bus Alisan untuk city tour. Kemarin aku deal tour keliling Hat yai dan Songkla satu mobil/hari include driver 1200 Bath.
Aku datang di agen, mobil dan driver dah disiapin. Lantas kami meluncur menuju Kuil Dewi Kwan Im, Samila beach, Brahma empat muka (se mien fo), ke Sea World Songkhla 200 Bath, Bukit Tang Kuan Hill, beli dodol durian dan aneka makanan kering khas Thailand.
Di lokasi wisata, aku abadikan semuanya dengan kamera digital yang ada. Di Samila beach aku beli kelapa khas Thailand yang ukurannya lebih kecil dari kelapa biasa 10 Bath dan di Sea World Songkhla melihat atraksi dalam aquarium raksasa.
Sekitar pukul 3 sore, tour berakhir. Kemudian aku ke stasiun kereta api Hat yai beli tiket KA jurusan Hat yai – Bangkok untuk berangkat esok sore. Putar-putar sekitar stasiun kemudian makan di rumah makan muslim depan stasiun Hat yai. Begitulah kisah perjalananku di Hat yai kota terbesar di Thailand selatan, kisah berikutnya adalah ‘ENJOY-nya NAIK KERETA ke BANGKOK’
Note : Flight AA mulai 1 Oktober 2012 semuanya akan landing di Bandara Don Muang bukan lagi di Suvarnabhumi
http://www.airasia.com/
http://www.backpacker-planet.com/
http://www.islamicfinder.org/
http://www.hadyaigoldencrown.com/
http://www.agoda.web.id/
https://www.google.co.id/
http://www.bug.co.uk/
http://www.hotelscombined.com/
http://www.asiarooms.com/
http://www.railway.co.th/
lonely planet book : Southasia atau Thailand
copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
NAIK BUS ke HAT YAI, di sebelah utara terminal bus Kuala Lumpur ‘Puduraya’ banyak berjajar agen bus yang menjual tiket ke berbagai jurusan seperti ke Melaka, Singapore, Penang, Hat yai dan tujuan lainnya. Kali ini tujuanku adalah ke Hat yai (Thailand Selatan), kota terbesar dan ramai di Thailand Selatan.
Ada 2 jenis bus menuju Hat yai, pertama jenis biasa seperti umumnya bus malam dan berikutnya adalah jenis double decker (bus bertingkat). Tapi harga tiketnya sama. Bus Alisan ber-AC, komposisi seat 2-1 kursinya besar-besar, driver 2 orang bergantian dan dilengkapi LCD TV 29 inch. Bus ke Hat yai biasanya semua tanpa toilet (dimaksudkan untuk menjaga higenitas dalam bus).
@HAT YAI
Mendekati kota Hat yai kita harus melewati imigrasi Malaysia dan Thailand, untuk persiapan dokumen imigrasi bus berhenti istirahat sekitar satu jam di suatu rumah makan dekat border Malaysia site (Changloon/Bukit Kayu Hitam). Di situ kita bisa ke kamar kecil, pesan makanan/minuman atau tukar uang asing. Sebelum turun dari bus, crew mengumpulkan paspor dan setelah istirahat crew bus mengembalikan paspor lengkap dengan kartu imigrasi Thailand yang telah diisi.
Tidak lama bus melaju, kita akan sampai di border Malaysia, semua harus turun dari bus kemudian seperti biasa paspor diperiksa imigrasi, kalau ok paspor akan distempel keluar Malaysia. Lalu naik bus lagi menuju border Thailand site (Sadao), barang dan penumpang semua harus turun. Sambil menahan kantuk menjelang subuh aku antri 'seperti pembagian BLT'. Di imigrasi Thailand, aku ditanya petugas, "Mau ngapaiin ke Thailand ?" Holiday, bersama anak dan isteri, jawabku. Kemudian dia tanya lagi, "Dimana akan tinggal ?" Ku jawab dengan percaya diri ‘Hotel Golden Crown’, dia mengangguk dan chetok aku dengar pasporku distempel masuk Thailand. Serta merta aju bilang, ‘Khob kun kab’ (terima kasih untuk pria). Selesai semua urusan imigrasi, barang dan penumpang naik kembali ke atas bus untuk menyelesaikan sisa perjalanan.
Highway dari Kuala lumpur menuju Hat yai jalannya lebar, mulus dan dilengkapi rambu-rambu lalu lintas termasuk panduan jalan yang memantul kalau kena lampu mobil pada malam hari. Dengan kondisi tersebut penumpang merasa aman dan nyaman sehingga setidaknya dapat menekan terjadinya kecelakaan. Melewati Songkhla (kota pinggir pantai). Akhirnya sekitar pukul 7 pagi perjalanan bus berhenti di agen bus Alisan, Hat yai.
Hat yai kota transit yang strategis. Merupakan kota ketiga terbesar di Thailand. Ramainya seperti kota Malang dan Jember di Jawa Timur atau kota Tegal dan Pekalongan di Jawa Tengah atau kota Garut dan Tasikmalaya di Jawa Barat, begitulah kira-kira padanannya.
ADA APA DI HAT YAI ?
Aku beli voucher hotel di agen bus Alisan, kupilih Hotel Golden Crown (www.hadyaigoldencrown.com). Rate-nya, harganya 670 Bath atau Rp.200rbuan).
Selepas istirahat di hotel, aku mulai menjelajahi kota Hat yai diawali beli kartu prabayar 100Bath (30rbuan) untuk sms dan telepon keluar, kemudian makan di Restoran Salwa (moslem food). Aku pilih tom yam sea food (masakan khas Thailand yang pedas) dan minumnya es tebu, semuanya lezat dan murah sekali, bertiga aku habis 325 Bath.
Menelusuri jalan-jalan Hat yai, hampir di setiap toko banyak dijumpai pelayanan massage (pijat ala Thai, foot massage ataupun body massage). Taripnya 200 sampai 250 Bath per jam. Para pelayan massage berdiri di depan toko menawarkan jasanya.
Malam harinya aku menyaksikan atraksi-atraksi jalanan di sekitar restoran ayam McD seperti sulap, musik dan seni lukis. Tak lupa aku nikmati lobster goreng, durian 30 Bath, manisan buah segar 30 Bath dan beli oleh-oleh dompet kulit ikan pari 350 Bath, sabuk kulit ikan pari 550 Bath, kaos 75 Bath, tas dan lainnya.
Keesokan harinya kegiatan aku awali dengan sarapan di McD sekitar Lee Garden Plaza. Aku dapat informasi, katanya di McD ada B2-nya. Jadi aku hanya minum kopi dan makan kentang olahan 222 Bath. Pergi ke agen bus Alisan untuk city tour. Kemarin aku deal tour keliling Hat yai dan Songkla satu mobil/hari include driver 1200 Bath.
Di lokasi wisata, aku abadikan semuanya dengan kamera digital yang ada. Di Samila beach aku beli kelapa khas Thailand yang ukurannya lebih kecil dari kelapa biasa 10 Bath dan di Sea World Songkhla melihat atraksi dalam aquarium raksasa.
http://www.airasia.com/
http://www.backpacker-planet.com/
http://www.islamicfinder.org/
http://www.hadyaigoldencrown.com/
http://www.agoda.web.id/
https://www.google.co.id/
http://www.bug.co.uk/
http://www.hotelscombined.com/
http://www.asiarooms.com/
http://www.railway.co.th/
lonely planet book : Southasia atau Thailand
copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
No comments:
Post a Comment