MODAL NEKAD dan TEKAD
Menyusuri kota Beijing ibukota Republik Rakyat China hanya bermodal maksimum 20 kata seperti nihao, xie-xie, cao an, wu an, wan an, mei kuan si dan bilangan yi, el, san, se, u cuma itu aja yang kubisa, beranikah kami jalan sendiri dengan bekal yang super minim itu ? Buktinya, sepuluh hari sudah kami lalui di Beijing dan kini sudah hadir kembali di rumah dengan selamat. Sebagai kenang-kenangan, kami membawa sedikit oleh-oleh hasil tawar menawar di sana.
Suasana China khususnya Beijing saat ini mulai semarak menyambut tahun baru Imlek atau lebih populer disebut Spring Festival yaitu perayaan tahun baru yang ditandai oleh berakhirnya musim dingin. Tahun ini adalah tahun shio kelinci emas.
Banyak orang bertumpuk di bandara, stasiun bus atau kereta, mereka mempunyai tradisi yang sama dengan Indonesia yaitu mudik pulang kampung. Semua penerbangan full, bus juga penuh. Di sepanjang jalan banyak lampion-lampion dipasang berlantungan, di mall-mall boneka kelinci laris terjual, mall penuh sesak dibanjiri pengunjung.
Fashion di Beijing begitu semarak walaupun di musim dingin, mereka memakai busana winter yang trendy, jaket, sepatu booth, sarung tangan dan penutup kepala yang beraneka model. Beijing ternyata seperti di Paris, model pakaian cepat sekali berganti sesuai trend-nya. Kami setiap hari pake jaket dingin yang itu-itu aja sedangkan mereka setiap hari ganti-ganti jaket seperti pakai baju biasa aja. Hheem …
Pagi ini kami mau ke Kompleks Olympic Stadium pake bus, syukurlah di hotel ada orang Indonesia yang udah lebih dulu datang beberapa hari sebelum kami, kemudian kutanya dia kalau mau ke bird nest naik bus nomor berapa? Dia memberi tau kami, cukup ambil bus dari depan hotel naik No. 82 dan turun pas di dekat National Stadium. Terima kasih kawan …
BUS dan TAXI di BEIJING
Kami coba naik bus no. 82 dari depan hotel menuju Stadium Bird Nest. Busnya single bukan gandeng (couple), naik dari depan masukkan uang kertas 1 Yuan ke dalam box, kemudian duduk atau berdiri, kalau mau turun lewat pintu tengah. Tempat duduk dalam bis jumlahnya tidak banyak namun banyak space kosong dan banyak tali pegangan untuk berdiri, jadi muatnya bisa banyak. Busnya bersih, luas, pintu buka tutup otomatis, pada dinding samping bagian atas ada informasi jalur bus, tanpa kondektur, ada audio dan visual text dalam bahasa China / Inggris yang menginformasikan posisi saat ini dan halte berikutnya apa. Enaknya di Beijing jauh dekat ongkosnya sama 1 Yuan (=Rp. 1400). Murah banget. Bus pasti berhenti di setiap halte ada atau tidak ada penumpangnya yang naik/turun. Halte hanya berupa papan vertikal yang berisi no. bus yang lewat dan jurusannya, haltenya tanpa atap.
Kalau banyak nomor bus yang lewat maka setiap orang harus antri pada jalur antri yang disediakan misalnya mau naik Bus No. 2 harus antri di jalur antri No 2. Bayar bus harus pake uang pas atau kartu prabayar, semua kendaraan di China stir-nya di sebelah kiri. Jenis bus penumpang yang dipakai adalah bus single, bus gandeng (couple), bus listrik atau bus tingkat.
Selain bus, ada taxi resmi ber-argo, taxi di Beijing plat nomornya B dan di Tianjin N. Selain berplat B atau N itu bukan taxi walaupun mereka bilang ini taxi. Buka pintu argo pertama adalah 10 Yuan dan kalau mau turun ongkosnya harus ditambah 1 Yuan.
BIRD NEST / NATIONAL STADIUM dan GEDUNG NATIONAL AQUATIC CENTER
Bus No 82 melewati Drum Tower dan kawasan Hutong, sekitar 30 menit bus berjalan, Bird Nest Stadium sudah kelihatan dari kejauhan. Turun di pemberhentian bus, kami menuju jalan masuk kompleks Olympic Stadium. Jalan masuknya di samping McD, masuk harus melewati scanner detektor kemudian meyusuri gedung National Aquatic Center atau lebih dikenal dengan Water Cube yang dibuat dari sel-sel seperti kasur spring bed raksasa, pada malam hari sel-sel ini akan menyala berwarna warni. Amazing...
Berbicara Water Cube, itu adalah salah satu bangunan spektakuler karya anak negeri China. Inovasi teknologi pada Water Cube hasilnya setara dengan Great Wall yang lebih dulu dibuat oleh para pendahulu China sebagai masterpiece dunia. Sel-sel transparan pada dinding Water Cube menunjukan bahwa China telah membuka diri dengan dunia luar. Teknologi tersebut telah mereduksi konsumsi listrik pada operasional kolam renang yang dimulai pada olympiade 2008 di Beijing.
Berkeliling di luar Bird Nest Stadium, tidak ada biayanya namun kalau mau masuk harus bayar 50 Yuan, harga itu berlaku untuk hari biasa dan weekend sedangkan untuk lansia usia 60 tahun hanya 25 Yuan. Di dalam Bird Nest, kami bisa sepuasnya melihat-lihat tiap lantai melalui tangga atau pakai lift. Di dalam stadium tersedia konter makanan, souvenir, museum patung lilin para pendiri olympiade dan toilet.
Saat itu, di dalam stadion yang pernah dipakai opening ceremony olympiade 2008 sedang ada ice festival. Kalau mau masuk ke arena festival es harus bayar lagi, di dalam sana kita bisa bermain berbagai fasilitas bernuansa es seperti ski, ice skating atau membuat bangunan dari butiran es.
Stadion Bird Nest dibuat oleh para ahli arsitek China dengan menggunakan berton-ton baja yang dirangkai menyerupai sarang burung atau bird nest. Menajubkan sekali kreasi mereka sebagai warisan untuk anak cucunya kelak, obyek ini dijual setiap harinya yang dapat menghasilkan pemasukan luar biasa.
RESTORAN MUSLIM
Setelah puas berada di kawasan Bird Nest kami balik ke hotel dengan bus yang sama No. 82 dan turun di depan hotel. Namun aku nggak langsung masuk ke hotel tapi berbelok sedikit untuk makan siang di salah satu restoran muslim di kota Beijing. Restoran berkapasitas 30 orang itu letaknya tidak jauh dari hotel kami. Disitu banyak menu yang ditawarkan, makanan berkuah atau kering seperti aneka noodle, daging, sayuran dan olahan nasi goreng. Masakannya halal dan harganya mulai 8 s/d 20 Yuan saja. Di situ, minuman mineral ukuran sedang harganya 2 Yuan dan Orange ukuran sedang 4 Yuan. Makanan di sini porsinya semua jumbo, disajikan dalam mangkuk yang besar. Aduh nikmat dan kenyangnya aku... selanjutnya back to hotel untuk istirahat.
copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
No comments:
Post a Comment