Anda sering dengar hobby
menjelajah dunia dengan membawa tas punggung, itulah backpacking. Pelakunya
disebut Backpacker.
Solo backpacking (traveling
sendirian) sudah biasa, tapi kalau Family BackPacking 'FBP' itu baru luar biasa ….
Inilah yang kami lakukan sejak anakku balita sampai dia dewasa. Traveling bersama keluarga, anak dan orangtua. FBP, mengapa tidak ?
MEMBAWA KEBAHAGIAAN DARI DALAM RUMAH KE LUAR RUMAH
Kebahagiaan rumah tangga
bersama anak isteri (keluarga) prosentase terbesar ada di dalam rumah,
sebagian lagi bisa ada di mana-mana. Untuk mengetahui rasa bahagia dan kekompakan
di dalam rumah apakah masih ada atau sudah berubah, bisa kita uji lewat FBP.
Langkah ini bisa berhasil atau
malah cenderung amburadul hanya karena tidak ada kesepahaman diantara anggota
keluarga di TKP. FBP sangat berbeda dibanding solo backpacking,
karena urusan FBP lebih kompleks pelaksanaannya.
Namun kalau sudah
ada bibit-bibit hobby yang sama yakni traveling, itu sudah cukup sebagai modal utama untuk direalisasikan. Kalau FBP sukses dilakukan,
bukan tidak mungkin rasa bahagia dalam satu keluarga semakin tebal, semakin
kompak dan akan menumbuhkan kecintaan baru.
FBP YANG MURAH TAPI MAHAL
Apa yang dimaksud murah tapi
mahal ? itu adalah istilahku sendiri yang menggambarkan backpacking itu biasanya murah. Walaupun begitu, itu akan menjadi mahal karena anak dan
isteri semua aku yang menanggung. Nggak pa pa, itu sudah resiko jadi kepala keluarga. Oleh sebab itu sebelum
melakukan backpacking, anak isteri selalu aku ingatkan untuk
menabung. Hasil tabungan nanti dikumpulkan menjadi satu untuk keperluan FBP. Dengan cara begini paling tidak mereka
sudah punya uang saku sendiri-sendiri tanpa merepotkan leader ketika traveling. Kok anak isteri bisa nabung ? Isteriku suka dimintai orang bikin ini dan bikin itu, sedangkan anakku sejak SMP sudah jualan pulsa elektrik, jual beli HP dan jual susu sapi murni literan by order. Mengharukan ... ga pa pa, itu ilmu yang tidak ada sekolahnya.
PERAN SERTA ANGGOTA KELUARGA YANG MEMBAWA SUKSES
Sebelum melakukan FBP aku sering menyelipkan tips backpacking dalam pembicaraan sehari-hari di rumah. Nanti kamu tugasnya ini dan kamu tugasnya itu. Nanti kamu siapkan ini
dan itu. Biasanya jauh-jauh hari sudah aku siapkan sebuah list yang harus
mereka ketahui. Dan pembagian tugas apa-apa yang harus dibawa sudah aku
tentukan, sehingga aku nggak mau tau kalau ada yang kurang. Bisa aku sentil
karena aku yang bayari mereka … 'Mau ikut atau tidak ?'. kataku.
Di TKP pelaksanaan tugas sudah
otomatis berjalan dengan sendirinya. Isteri tugasnya melayani semuanya,
layaknya melayani ketika di rumah. Sedangkan anak membantu ini dan itu untuk
meringankan tugas orang tua. Dan aku sebagai leader hanya memberi arahan dan
pengambil keputusan. Alhamdulillah semua berjalan baik dan bisa menikmati FBP.
PRE, IN dan POST FBP
Traveling bersama keluarga
perlu persiapan yang matang, seperti hal-hal berikut di bawah ini :
- Memilih dan menentukan waktu yang tepat untuk FBP.
- Menitipkan rumah kepada orang yang dipercaya
- Menyelesaikan segala macam kewajiban, misalnya membayar listrik, air, kartu kredit atau lainnya jangan sampai terlambat agar tidak kena denda.
Pernah terjadi ketika kami beberapa hari lagi harus berangkat traveling tapi malah anakku diopname di rumah sakit. Kalau begitu pilhannya hanya satu, berangkat atau batal. Berangkat ada resikonya dan batal juga ada resikonya. Kalau segala urusan dipastikan bisa diatasi, silakan berangkat. Tapi kalau setelah dipertimbangkan banyak mudharatnya, ya ditunda atau sekalian dibatalkan.
Oleh karena itu Pre FBP sangat penting. Masing-masing anggota keluarga harus punya
kewajiban mempersiapkan segala sesuatunya. Menabung, siapkan barang bawaan dan
menjaga kesehatan.
Masih dalam Pre FBP, hal lain adalah sebagai leader menghindari booking-booking
berbayar atau membayar segala sesuatu sebelum traveling (hotel, paket tour
dll). Karena biasanya kalau batal berangkat, semuanya itu bisa hangus.
In FBP, seperti
yang aku singgung di awal tadi. Ada
hal yang penting disamping kerja sama team, yaitu membekali masing-masing
anggota dengan paspor, uang, HP dan alamat tempat tinggal yang informatif
(seperti kartu nama hotel dll). Misalkan saja ada salah satu anggota yang
kecopetan, anggota yang lain masih punya uang. Kalau semuanya dipegang oleh satu orang, itu sangat berisiko. Sebab kalau hilang bisa bablas semuanya.
Prinsipnya jangan menaruh telur dalam satu keranjang. Kalau keranjang satu-satunya itu jatuh, telur bisa pecah semua. Selanjutnya membuat catatan selama perjalanan, cost
keluar, segala macam kejadian, obyek-obyek wisata dan dokumentasi foto atau
video.
Begitu juga apabila ketika salah satu
anggota terpisah dengan kita. Kalau masing-masing tidak bawa paspor, uang,
HP dan alamat hotel,
itu sangat berisiko.
Ketika backpacking silakan
saja shoping asal ada uang lebih. Karena prinsip kami, ini adalah traveling
mencari pengetahuan baru bukan shoping. Hhee …
Post FBP,
adalah paska melakukan traveling. Masing-masing anggota menyiapkan segala
sesuatu for back to home. Kemudian sesampainya di rumah menyimpan dengan
baik segala macam peralatan untuk dipakai traveling berikutnya.
Menyimpan semua dokumentasi traveling baik catatan, foto maupun video sebagai
bahan pembuatan traveling blog untuk dishare kepada publik.
KEUNTUNGAN FBP
Manfaat yang sangat penting
adalah menumbuhkan rasa cinta baru antar anggota keluarga dan membina
kekompakan keluarga.
Saling bahu membahu semasa
traveling akan menumbuhkan rasa toleransi, tidak mungkin membiarkan
anggota keluarga kita sendiri ketika ada masalah. Selain itu biaya yang
dikeluarkan lebih hemat karena kamar hotel bisa sharing, makan bisa sharing
(masak sendiri) dan taksi bisa beramai-ramai.
Manfaat yang tak terhingga adalah wawasan bertambah dengan hadirnya ilmu-ilmu baru selama perjalanan.
Manfaat yang tak terhingga adalah wawasan bertambah dengan hadirnya ilmu-ilmu baru selama perjalanan.
NIKMATI dan SYUKURI. SELAMAT
MENCOBA
4 comments:
enak ya jadi anak bapa. kayaknya seru berpetualang dengan keluargaku, saya orang tuaku gak suka dan gak pernah jalan bareng. tidak ada rekreasi atau liburan, tapi melihat kebersamaan bapak yang seperti akrab dengan anaknya menginspirasi sekali. semoga nanti saya juga bisa kaya bapak jalan2 bareng keluarga. tulisanya juga bagus. heheh beda kalo dosen mah. keren pa.
wahkkk kayaknya seru banget pa. pengen banget dehk. nanti kalo punya keluarga pengen kaya gini, jalan2 bareng ke luar negri. heheheh
keren banget...pengen nyoba FBP, selama ini baru SBP...semoga bisa
wah... seruu... mau nyoba juga,informasi yang sangat berguna, salut dengan semangatnya pak...
Post a Comment