Bicara tentang Libya , pikiran kita pasti tertuju pada mantan pemimpinnya Muammar Al Qaddafi. Negera besar di Afrika Utara yang sangat
terkenal ini memiliki kekayaan melimpah,
keunikan mantan pemimpinnya, Gurun Sahara dan potensi minyaknya yang besar. Negara di wilayah Maghribi
ini memiliki Kota Tripoli sebagai ibukotanya.
Secara geografis, posisi negeri ini tidak begitu
jauh dengan negara-negara di Eropa seperti Malta dan Italia. Atau dengan
negara-negara tetangganya di Asia Afrika, antara lain Mesir ,
Tunisia , Chad , Niger ,
Sudan dan Algeria . Namun sungguh disayangkan belakangan ini telah terjadi perang saudara yang memaksa
pemimpinnya melarikan diri dan bahkan sampai terbunuh. Akhirnya , Libya
sekarang harus menata kembali negaranya yang morat marit dan masih menyisakan berbagai masalah besar diantaranya bagaimana harus menyatukan rakyatnya yang tercerai berai itu.
Negara berpenduduk 100% Muslim
ini sebelumnya banyak membantu pendidikan gratis bagi students asal Indonesia dan
membantu pembangunan masjid di seluruh dunia. Namun kini negara ini harus berada di
bawah ‘control’ negara-negara barat yang gemar ikut campur urusan kedaulatan negara lain dengan dalih demi ketertiban dan demokrasi dunia.
Itulah LIBYA ….
Seperti Ummat Muslim pada
umumnya, sesungguhnya antar mereka (orang Libya) mempunyai rasa persaudaraan yang kuat dan mempunyai
toleransi yang tinggi. Tetapi semua itu sangat tergantung kepada pribadi
masing-masing.
Rasa persaudaraan sering mereka
tunjukkan, misalnya kumpul berdiskusi di teras masjid dengan posisi duduk melingkar selepas
shalat berjamaah. Atau mengundang kerabat dan tetangganya
untuk makan bersama, dengan menu khas Libya . Atau saling berkunjung ke
rumah-rumah sahabatnya.
Aktifitas seperti ini kebanyakan
dilakukan oleh kaum lelakinya, sedangkan kaum hawa-nya berada di belakang layar
mengurus rumah tangga dan menjaga anak-anaknya. Hanya sesekali saja mereka (isteri) diajak suaminya berkunjung atau plesir ke luar rumah.
Silaturahim yang tulus tanpa
pamrih, itulah yang selama ini kurasakan dari mereka. Aku bergaul sudah hampir
8 bulan belakangan ini. Banyak sudah ilmu yang kudapat tentang Libya lengkap dengan pernak pernik dan lika likunya.
Berbeda dengan orang Saudi Arabia yang ditugaskan mengajar di Indonesia ,
mereka kebanyakan tidak mengerti bahasa Inggris. Sedangkan orang Libya banyak yang cukup mampu
berbahasa Inggris, apalagi penguasaan bahasa Arabnya sangat baik karena memang
itu bahasanya.
Bagaimana kalau kita bicara
dengan orang Libya
? Biasanya mereka sangat memperhatikan lawan bicaranya (face 2 face). Mata mereka pasti kontak
dengan mata kita. Berdasarkan pengalaman, dengan saling kontak mata saja mereka
tau gambaran tentang kita. Kalau kita ada maksud-maksud yang kurang baik kepada
mereka, sepertinya mereka tau hanya dengan melihat mata kita.
Perkenalan dengan kesan yang baik (Moment of Truth) adalah sebagai kepercayaan awal, itu sangat penting buat mereka. Selanjutnya kami masih bisa saling percaya sambil tetap memperhatikan kekonsistenan masing-masing dari hari ke hari. Kalau sudah saling ada cacat sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan lagi. Oleh sebab itu apabila ada masalah atau ada yang salah, di antara kami segera lakukan klarifikasi dan clear-kan dengan penuh keterbukaan.
Perkenalan dengan kesan yang baik (Moment of Truth) adalah sebagai kepercayaan awal, itu sangat penting buat mereka. Selanjutnya kami masih bisa saling percaya sambil tetap memperhatikan kekonsistenan masing-masing dari hari ke hari. Kalau sudah saling ada cacat sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan lagi. Oleh sebab itu apabila ada masalah atau ada yang salah, di antara kami segera lakukan klarifikasi dan clear-kan dengan penuh keterbukaan.
Kebanyakan orang Timur Tengah
termasuk Libya ,
kalau dia punya mau semuanya ingin cepat (tidak sabar). Sebut saja misalnya kalau
minta tolong, mereka ingin cepat dibantu tanpa memikirkan kita sedang punya
urusan lain atau tidak. Namun belum tentu sebaliknya. Oleh sebab itu
kalau mereka minta tolong dan kita masih sibuk bilang aja terus terang.
Arogan, itulah yang kadang-kadang
muncul dari mereka. Kita harus pandai-pandai mengingatkannya agar tidak
bersikap demikian. Bicaranya juga cukup keras kelihatannya seperti berkelahi, sekali
waktu aku suka bilang “Hallo jangan bicara keras-keras, ini bukan padang
pasir yang sepi nggak ada orang lain”, lantas mereka tertawa mendengarkan peringatanku.
BUSANA SEHARI-HARI
Mungkin sama dengan di negaranya sana dalam cara
berpakaian. Umumnya di negara-negara Timur Tengah dan Afrika, pakaiannya adalah
jubah panjang atau ‘gamis’ baik untuk pria maupun wanitanya. Warna yang umum
dipakai adalah putih (terang) untuk pria dan warna hitam (gelap) untuk wanita.
Bagi kaum wanita Libya disamping
memakai gamis, mereka juga memakai jilbab tampak muka atau jilbab penuh (hijab)
hanya mata yang terlihat. Kedua cara berhijab tersebut tidak dipertentangkan,
silakan pilih mana yang disukai. Yang utama adalah pakaian harus menutup aurat. Sedangkan berpakaian untuk di dalam rumah (internal)
hampir sama dengan kebanyakan cara berpakaian orang Indonesia . Di dalam rumah sendiri pakai
yang minim juga nggak masalah, yang tahu dan yang boleh melihat hanya
pasangannya masing-masing.
Bagi kaum prianya disamping
sering pakai gamis, tidak jarang mereka juga pakai pakaian biasa seperti kaos,
celana panjang, celana training atau celana pendek yang panjangnya sampai di
bawah lutut.
Pada hari-hari special seperti
hari raya Idul Fitri atau Idul Adha mereka menambah pakaian gamisnya dengan
rompi tradisional Libya (farmala)
bersama kopiah khasnya.
MENGENDARAI SEPEDA MOTOR
Hampir semua laki-laki
Mereka sering sedikit ngebut mengendarainya seperti terburu-buru. Tidak jarang dari mereka menggunakan
jalur jalan sebelah kanan, mungkin ingat seperti di negaranya. Kalau ini terjadi dan aku tau,
langsung aku tegur dan bilang "Anda harus hati-hati dan taati peraturan di sini". Hanya beberapa orang saja dari mereka yang mempunyai SIM Internasional (International Driving License).
BERTAMU KE RUMAH ORANG
Jangan bertamu ke
rumah orang Libya yang
ada di Indonesia pada pagi hari, biasanya mereka masih tidur hingga menjelang
Dhuhur. Mungkin ini karena perbedaan waktu antara Libya (Tripoli) dengan Indonesia (Malang) sekitar 6 jam lebih dulu Malang. Oleh sebab itu sebelum bertamu, buat janjian dulu, jam berapa kita mau datang.
Ketika berkunjung biasanya ada
jeda waktu antara mengetuk pintu sambil salam sampai dibukakan pintu. Mereka
akan membukakan pintu setelah segala sesuatunya siap.
Kalau laki-laki yang berkunjung
akan ditemui dan ditemani oleh laki-laki, begitu juga sebaliknya. Sedangkan
kalau kita datang berpasangan, laki-laki dan perempuan akan ditemui menurut
jenisnya. Kemudian disediakan tempat yang terpisah antara laki-laki dan
perempuan. Inilah menurutku sesuai yang diajarkan Islam sebagai antisipasi dini
bertindak bebas yang akan menimbulkan nafsu liar panca indera kita. Mungkin
saja angka pelecehan seksual di negaranya sangat kecil karena semua mentaatai
ajaran agama. Hal seperti ini baru sangat berarti tatkala kita atau keluarga
sendiri mengalami pelecehan dari orang lain, bagaimana perasaan kita ? pasti
sakit kan .
Biasanya kalau hal jelek terjadi pada orang lain, kita biasa aja, namun kalau
terjadi pada keluarga kita sendiri seperti pada adik, kakak, anak atau orang tua, baru
kita merasakan tidak enaknya.
Setelah itu, kita akan
disuguhi apa saja yang dia punya dan mempersilakan untuk menikmatinya. Saling
menghormati dan menghargai tamu itulah yang kita rasakan dari mereka. Menanyakan
kabar dan mendoakan itu hal yang biasa mereka lakukan pada tamunya. Dan
akhirnya kita semua mengucapkan terima kasih atas penerimaannya dan sebaliknya mereka
membalas terima kasih atas kunjungan kita.
MAKANAN DAN MINUMAN ORANG
Kebanyakan orang Libya
yang aku tau sangat jarang mau makan di luar rumah, mereka masak
sendiri. Hasil masakannya dinikmati bersama-sama keluarga atau sahabatnya.
M'BATEN |
Berbagai macam bahan baku untuk membuat masakan mereka simpan di rumah. Bahan-bahan tersebut mereka dapatkan dari pasar
atau supermarket.Sebut saja misalnya sekarung
terigu / gandum, susu sapi segar (halib), keju, mozzarella, bahan spaghety, tomat,
bawang bombay , cabai
hijau besar, daun ketumbar, daging sapi, domba, ayam, kentang, minyak zaitun,
buah-buahan dan kacang-kacangan.
KUSKUSI atau COUSCOUS |
Mengapa di seluruh Jazirah Arab selalu
minum dengan gelas kecil ? alasannya karena teh atau kopinya yang disajikan sangat
kental dan pure. Sehingga kalau minum dengan gelas besar kuatir kepala bisa ‘nggeliyeng’
pusing. Tapi menurutku sih kalau minum pake gelas besar bisa-bisa hidung mereka tercelup
ke dalam gelas, karena hidungnya panjang-panjang. Hhee ….
Yang sering dimasak para isteri
orang Libya ketika
mengundang tamu adalah masakan favorit seperti ‘KUSKUSI atau COUSCOUS’ olahan tepung semolina, ayam, domba, ikan, bawang bombay ,
acar (salad), cabai hijau dan kacang-kacangan. Ada juga aneka kue yang serba manis, olahan
kentang dengan daging yang namanya ‘MBATEN’ plus saus sambal terung hijau atau kuliner
seperti roti yang disebut ‘HUBeZ’ dan disantap bersama Libyan Soup ‘SHURBA’
ANEKA KUDAPAN LIBYA |
Cara makannya, biasa pakai sendok atau kombinasi pakai tangan. Sajian satu piring besar dimakan oleh 4 orang. Etika makannya, menyendok makanan pada sektor piring di depannya masing-masing. Artinya kurang sopan kalau mengambil makanan bukan pada wilayahnya. Makan bersama cara begini akan menambah keakraban. Dan jangan kuatir makan cara begini juga bisa dipertanggung jawabkan soal kebersihan dan higenitasnya.
MAKAN BERSAMA |
Melihat piring raksasa yang begitu besar, rasanya tidak mungkin bisa menghabiskan makanan di dalamnya walau dimakan oleh 4 orang. Makanan-makanan tersebut hanya dimakan oleh para lelaki, tidak satupun ada wanita disitu, ‘gentleman only’.
Dalam menyajikan makanan, semua
laki-laki bahu membahu melakukannya. Menyuguhkan dan membereskan kembali ketika
selesai semua tetap dilakukan kaum lelaki. Sedangkan wanitanya ada di bagian
belakang tidak terlihat sama sekali.
Setelah menyantap hidangan utama, dilanjutkan dengan sajian aneka minuman soft drink, laban (seperti yoghurt) dan sebagai penutup menikmati teh atau kopi panas.
KUSKUSI & ACAR |
Setelah menyantap hidangan utama, dilanjutkan dengan sajian aneka minuman soft drink, laban (seperti yoghurt) dan sebagai penutup menikmati teh atau kopi panas.
DENGAN APA KE
Menuju Libya
yang ada di Afrika Utara ini, dari Jakarta misalnya ke Tripoli tidak
bisa langsung tapi harus transit. Itu semua tergantung pakai maskapai apa dan transitnya akan berbeda-beda.
Dari Jakarta bisa menggunakan Turkish
Airlines yang transit di Istambul kemudian menuju Tripoli ,
ibukota Libya .
Bisa juga pakai Etihad, Emirates atau Qatar Airways. Dari Jakarta sampai Tripoli pada umumnya
memakan waktu total 20 jam lebih.
Mata uang apa yang dipakai untuk
bertransaksi di seluruh Libya
? jawabannya adalah Dinar. 1 Dinar (LYD) posisi akhir Oktober 2012 setara
dengan 7.900 Rupiah.
1 DINAR LIBYA (Muka) |
1 DINAR LIBYA (Belakang) |
AKTIVITAS MEREKA SELAMA DI INDONESIA
Walaupun mereka disini sebagai
mahasiswa, mereka harus mempunyai Visa dan KITAS (Kartu Ijin Tinggal Terbatas) yang
harus diperbaharui secara berkala di Kantor Imigrasi. Adakalanya mereka harus
keluar Indonesia dulu
seperti ke Malaysia atau
negara lainnya, kemudian masuk lagi untuk dapat ijin tinggal baru di Indonesia .
Kasihan juga melihatnya, mereka harus mondar mandir dengan urusan Visa dan
KITAS-nya dan yang pasti memerlukan biaya yang besar, apalagi sekeluarga. Beberapa orang Libya di Malang sudah memiliki KTP untuk orang asing yang dikeluarkan Dispenduk (Dinas Kependudukan). Alhasil, jika sudah memiliki KTP tersebut, mereka kemana-mana tidak perlu lagi membawa paspor.
Pada waktu-waktu perkuliahan,
mereka rajin berangkat ke kampus. Sesekali mereka mengundang rekan kuliahnya
dari berbagai daerah di Indonesia
untuk belajar bersama di rumahnya.
Hal lain adalah setiap datang waktu
shalat, mereka bersama-sama ke masjid untuk shalat berjamaah. Selepas itu
ngobrol bareng dan berdiskusi dengan rekannya di teras masjid. Di luar waktu
tersebut mereka sempatkan untuk futsal bersama, shoping atau berdiam diri di
rumah sambil menunggu datangnya waktu shalat berikutnya.
Kalau datang waktu holiday
seperti hari Jumat, Sabtu dan Minggu kadang-kadang mereka sekeluarga dan
temannya menyewa mobil berekreasi ke tempat-tempat wisata di sekitar Malang .
SYMBIOSIS MUTUALISM
Itulah kata-kata yang pantas disebut
selama bergaul dengan mereka. Sebagai warga asing yang tinggal di Indonesia ,
pastinya mereka mempunyai berbagai keterbatasan untuk beraktifitas.
Keterbatasan menyesuaikan diri
dengan kebiasaan hidup orang Indonesia ,
keterbatasan bahasa dan ada keterbatasan lainnya yang mereka alami setiap hari.
Oleh sebab itu mereka membutuhkan kawan orang Indonesia
untuk saling membantu dalam beraktifitas selama di Indonesia .
Itulah kami sekeluarga
menyempatkan diri kenal lebih dekat dengan mereka. Pikirku, saling membantu
sesama makhluk Tuhan itu adalah kewajiban. Apalagi kami sekeluarga sering
backpackeran keluar negeri, terasa menderita kalau punya kesulitan yang belum
ada solusinya atau kalau merasa dicuwekin orang-orang disana.
Persahabatan dengan mereka dan
keluarganya sudah menjadi bagian kehidupan kami, disamping hidup bermasyarakat
dengan para tetangga dan teman di sekitarku sehari-hari. Yang wajib aku ambil
dari mereka adalah belajar ngomong bahasa Arab dan bahasa Inggris. Melihat Syariat Islam yang mereka laksanakan atau
apa saja tentang Libya .
Men-supplay susu sapi segar, pulsa dan bantuan lain untuk mereka, itulah yang
aku kerjakan. Tentu saja ini dalam koridor bisnis yang wajar dan saling menguntungkan.
Alhamdulillah upayaku selama ini
telah membuahkan hasil, terutama dalam bertutur kata dalam bahasa Arab dan
Inggris. Terbukti kalau aku bicara, mereka mengerti maksudku. Begitu juga
sebaliknya mereka sering bertanya kepadaku berbahasa Indonesia dan Jawa. Mereka sudah
tahu dan bisa mengucapkan beberapa kata-kata dalam bahasa Indonesia .
Misalnya kemana, berapa, uang, pulsa atau susu dan beberapa kata dalam bahasa
Jawa seperti ora opo-opo (tidak apa-apa), matur nuwon (terima kasih), wani piro
(berani berapa) dll.
KESIMPULAN & HARAPAN
Tinggal di Indonesia khususnya Malang selama ini mereka sangat senang. “Ini
surga di dunia”, katanya. "Di sini banyak air, buah-buahan, sayuran, hujan
dan cuaca yang bersahabat, masyarakat Muslim yang baik, aman dan tenteram.
Tidak seperti di negara kami, di mana-mana hanya gurun pasir, air terbatas,
perbedaan cuacanya sangat ekstrim kadang-kadang cuacanya sangat panas atau sangat
dingin. Terlebih lagi negara kami masih dalam masa transisi. Hanya ada minyak yang cukup, itu kelebihan
negara kami", tambah mereka.
Katanya lagi, "Air minum (PDAM) di
negara kami gratis, beras lebih murah di Libya padahal semua import,
pengobatan juga banyak yang gratis". Memang sebelumnya Libya adalah
negara yang makmur walaupun berada di garis pantai dan gurun pasir.
Sebagai ekspatriat yang tinggal di Indonesia, kami berharap mereka bisa menjaga sopan santun dan saling menghormati sebagai warga antar bangsa. Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Hanya itu harapan kami.
Sebagai ekspatriat yang tinggal di Indonesia, kami berharap mereka bisa menjaga sopan santun dan saling menghormati sebagai warga antar bangsa. Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Hanya itu harapan kami.
Kalau mereka selesai menuntut ilmu
di sini, banyak yang mengundang kami untuk datang ke negaranya. Semuanya akan
diatur oleh mereka, bahkan diantara mereka ada yang menawarkan diri memberi tiket
gratis untuk berangkat dan yang lainnya berebutan memberi tiket untuk pulangnya. Mungkin saja itu cuma sebuah basa basi. Ambil positipnya aja. Thanks a lot Brothers.
TOLONG MENOLONG dan BERBUAT BAIK SANGAT DIANJURKAN KEPADA SETIAP ORANG. SEMOGA KAMI SEMUA SELALU BERADA DALAM LINDUNGAN ALLAH SWT.
AMIN 3X YRA.
Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
1 comment:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Pa kabar bang RUsdi? Smg kbrnya baik ya. Menarik bgt bacaannya. Aku jg punya tmn dari bbrp negara diantaranya libya. Sprt yg dikatakan abg mrk mmg asyik di ajak berteman. Klo abg n keluarga ada yg mau main kesana, boleh donk kt brg2 . Aku jg pengen ktm tmn2 disana . Mrk sdh sprt saudara.
Post a Comment