source : google |
Mengalami
beberapa kali perubahan jadwal penerbangan dari Airline tidak membuat aku gusar
dan tetap ingin melanjutkan rencana traveling-ku.
Memang menentukan pilihan destinasi & waktu terbang pada saat promo perlu kecermatan serta perhitungan yang matang, sebab kalau keputusan yang diambil tidak pas, resikonya siap menghadang di depan mata. Salah satunya adalah jadwal penerbangan yang dimajukan atau dimundurkan.
Perubahan jadwal penerbangan bisa sampai 12 jam maju atau mundur, itu sudah biasa terjadi pada budget airline. Perubahan jadwal selalu diinformasikan ke telepon, sms atau email-ku. Oleh sebab itu, aku selalu memberikan data yang benar ketika booking tiket online.
Memang menentukan pilihan destinasi & waktu terbang pada saat promo perlu kecermatan serta perhitungan yang matang, sebab kalau keputusan yang diambil tidak pas, resikonya siap menghadang di depan mata. Salah satunya adalah jadwal penerbangan yang dimajukan atau dimundurkan.
Perubahan jadwal penerbangan bisa sampai 12 jam maju atau mundur, itu sudah biasa terjadi pada budget airline. Perubahan jadwal selalu diinformasikan ke telepon, sms atau email-ku. Oleh sebab itu, aku selalu memberikan data yang benar ketika booking tiket online.
Akhirnya
dengan itinerary final yang aku susun, tiba saatnya untuk jelajahi bumi BRUNEI
dan SABAH.
INTERAKSI DI LCCT
Jadwal yang dimajukan sekitar 12 jam tidak mempengaruhi itinerary yang telah aku susun. Namun waktu tunggu di LCCT yang semula hanya beberapa jam saja menjadi lebih panjang, total 16 jam.
Tiba di Low Cost Carrier Terminal 'LCCT' Kualalumpur 'KL' seharusnya pukul 00:00 tapi kali ini pukul 13:00 sudah harus nongkrong di sana gara-gara kena perubahan jadwal terbang. Mau ke KL atau sekitarnya sudah bosan. Karena sudah terlalu sering injak tanah Malaysia terutama KL. Terpaksa dengan senang hati aku harus menjalani waktu tunggu yang lama. Untuk killing time, pertama mengisi perut di Food Garden ujung LCCT. Aku makan sepiring nasi putih dengan lauk irisan daging kering plus sayur brokoli, harganya 9 Ringgit Malaysia (RM). Minumnya hanya beli sebotol air mineral 600ml 1,5 RM dan segelas teh celup plus gula sachet harganya 1,6 RM. Cobain nasi bumbu plus sepotong ayam goreng, harganya 8 RM.
Tiba di Low Cost Carrier Terminal 'LCCT' Kualalumpur 'KL' seharusnya pukul 00:00 tapi kali ini pukul 13:00 sudah harus nongkrong di sana gara-gara kena perubahan jadwal terbang. Mau ke KL atau sekitarnya sudah bosan. Karena sudah terlalu sering injak tanah Malaysia terutama KL. Terpaksa dengan senang hati aku harus menjalani waktu tunggu yang lama. Untuk killing time, pertama mengisi perut di Food Garden ujung LCCT. Aku makan sepiring nasi putih dengan lauk irisan daging kering plus sayur brokoli, harganya 9 Ringgit Malaysia (RM). Minumnya hanya beli sebotol air mineral 600ml 1,5 RM dan segelas teh celup plus gula sachet harganya 1,6 RM. Cobain nasi bumbu plus sepotong ayam goreng, harganya 8 RM.
Kedua,
duduk di beberapa tempat sekitar LCCT dan pas waktu shalat tiba, aku menuju
ke surau Bandara. Ketiga, mengobrol
dengan beberapa traveler dari tanah air, Malaysia dan dari Palestina. Sebagai
traveler pastinya sangat sering bertemu teman seperjalanan dari berbagai belahan dunia.
Begitu
juga ketika aku berada di ruang tunggu Bandara Juanda Surabaya bertemu dengan tiga mahasiswi asal Pattani, Hadyai dan Yala, Thailand Selatan. Mereka bercerita
kepadaku kalau dia ambil kuliah Bahasa Indonesia di salah satu universitas
swasta Islam di Surabaya. Kubilang padanya kalau aku sering ke Thailand. Ku sebutkan beberapa daerah yang pernah aku kunjungi dan menanyakan pada mereka
tentang daerah dimaksud. Mereka bilang, “Kami
nggak tahu daerah tersebut”. Lho kok anda nggak tau, itu kan negaramu sendiri. Kubilang begitu. “Ternyata bapak lebih tau daripada kami, meski kami orang
Thailand”. Pembicaraan singkat ditutup dengan saling senyum sambil menunggu saatnya boarding.
Selepas Shalat Isya di
surau Food Garden LCCT, aku mengaji lalu tidur di situ sampai pukul 2 pagi. Ketika
bangun aku manfaatkan tisu basah untuk menyeka seluruh badan agar lebih segar. Sebagai
antisipasi menurunnya kebugaran tubuh, aku minum tolak angin herbal cair.
Pukul 4 pagi check in
untuk siap terbang ke Bandar Sri Begawan pada pukul 06:45. Hal positif yang aku
dapat selama menunggu di LCCT adalah belajar lebih sabar, lebih tau tentang
Palestina dan tau tentang beberapa hal baru dari para traveler.
DOLLAR SINGAPURA NILAINYA SAMA DENGAN DOLLAR BRUNEI
Uang Dollar Singapore ‘$
SIN’ dapat dipakai transaksi luas di Brunei, nilainya sama dgn Dollar Brunei ‘$ BND’
atau disebut juga Ringgit Brunei. Sebelum berangkat aku beli $ SIN dan RM, kurs-nya
masing-masing 1 $ SIN = Rp. 8,150 dan 1 RM = Rp. 3,275.
Secara phisik, uang kertas negara Brunei boleh dikatakan cukup unik. Tulisannya ada tiga bahasa, Melayu, Inggeris dan Arab. Begitu juga sebutan nominalnya, misalnya ditulis SEPULUH RINGGIT dan 10$.
Secara phisik, uang kertas negara Brunei boleh dikatakan cukup unik. Tulisannya ada tiga bahasa, Melayu, Inggeris dan Arab. Begitu juga sebutan nominalnya, misalnya ditulis SEPULUH RINGGIT dan 10$.
Kalau punya $ BND atau
$ SIN keduanya atau salah satu daripadanya tidak masalah untuk transaksi, bawa apa aja dijamin aman. Naik bus ongkosnya 1 $ Brunei, makan yang termurah 1 $ SIN
dan minum termurah juga 1 $ BND. Penginapan termurah 10 $ BND. Yang mahal
adalah kalau beli sayuran di supermarket tapi daging ayam murah. Harga
barang-barang di pasar tradisional tentu lebih murah dibandingkan dengan super
market. Harga hati ayam 1 box plastik kecil adalah 1 $ BND, sedangkan seikat
kangkung atau buah pare harganya juga sama sekitar 1 $ BND. Lebih mahal sayuran
dibanding hati ayam. Apalagi kalau ngenet di Warnet, 1 jam 1 $ BND dan
nge-print 1 lembar harganya juga sama sangat mengejutkan 1 $ BND (8,150).
Kalau naik bus dalam kota,
walaupun hanya bayar 1 $ BND tapi itu sama saja aku bayar Rp. 8,150 (mahal).
Bus-bus mini di Brunei hampir semuanya berwarna ungu dan hanya ada satu dua saja
bus mempunyai ukuran besar. Kalau bayar pakai uang 2 $ SIN maka sopir akan
mengembalikan dengan selembar 1 $ BND atau dengan 2 keping uang logam pecahan 0,5 $ BND.
Barang-barang
dari Indonesia harganya 2 kali sampai 3 kali lipat dibanding harga di
tanah air. Kalau perlu uang Rupiah di Brunei bagaimana ? tukarkan saja uang $
BND dengan Rupiah di beberapa money changer. Kurs di sini memang cukup rendah,
untuk 1 $ BND dihargai hanya Rp. 7,800 see(http://www.xe.com/)
BRUNEI,
NEGERI YANG SEPI DIBERITAKAN, AMAN TENTRAM dan TIDAK PERNAH BIKIN MASALAH
Brunei bukan saja
negeri yang kaya, tetapi negeri ini sangat tenang, aman dan teratur. Rakyatnya
sangat mencintai pemimpinya, yaitu Sultan Hasanah Bolkiah beserta Keluarganya.
Ketika pesawat yang aku
tumpangi mendarat di Brunei International Airport (Kode BWN), terlihat
Bandaranya sepi dan sederhana. Maskapai penerbangan yang beroperasi di sana cuma
Royal Brunei, Air Asia, Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Cebu Pacific dan
Saudia Airlines.
Pembangunan phisik di
Brunei tidak segencar negara-negara tetangganya, namun saat ini mereka juga
ingin lebih maju dari yang lain. Saat ini pembangunan dilakukan dimana-mana,
termasuk renovasi dan tambahan bangunan Bandara.
Waktu itu di Brunei hari menjelang siang, perbedaan waktu dengan Indonesia Bagian Barat hanya 1 jam saja. Lama juga aku mengantri
di imigrasi untuk masuk Brunei, pembagian desk imigrasi kurang berjalan
efektif. Suasana Bandara yang sepi dan sederhana membuat penasaran
pengunjungnya, ditambah lagi dengan adanya bagian atap Bandara yang bocor
akibat air hujan yang ditampung dengan ember semakin tambah penasaran,
bagaimana Brunei sebenarnya. Semua tulisan nama dan informasi untuk umum
ditulis dalami Bahasa Melayu, Inggeris dan memakai huruf Arab (bukan Bahasa
Arab).
Hampir di semua jalan
raya Ibukota Negara Brunei, Kota Bandar Sri Begawan, yang terlihat hanyalah kendaraan roda empat.
Tidak ada orang yang berjalan kaki kecuali di mal atau terminal.
Brunei, adalah negara terakhir dari 10 negara ASEAN yang aku kunjungi. Sebelumnya aku
telah menjejakkan kaki di sembilan Negara ASEAN lainnya Indonesia, Singapura,
Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar dan Philippines. Lengkaplah
sudah perjalananku kali ini, Taregt berikutnya adalah ke Negara XX ? dengan
syarat asal ada 3 unsur, money, timing and healthy.
Lebih jauh mengetahui
tentang negeri yang terbilang unik ini, misalnya suasana kota. Keadaan yang
tenang dan bisa dibilang sepi jika dibandingkan kota-kota besar di tanah Jawa.
Kota Bandar Sri Begawan mulai terlihat denyutnya ketika warga Brunei berangkat atau pulang kantor. Trotoar di jalan-jalan raya hampir tidak ada orang jalan
kaki, semua bermobil. Sepeda motor saja
hanya terlihat 1 atau 2 saja, itupun sepeda motor sport. Ratusan mobil berbagai
merk mulai mobil harga biasa sampai yang mewah sangat biasa bersliweran di
jalan-jalan.
Menjelang waktu Maghrib
suasana kota sudah terasa sunyi kecuali di tempat-tempat tertentu seperti Mal
di Gadong, restoran pinggir pantai dan Pasar Tamu Selera yang menjual berbagai
makanan di waktu malam. Bagaimana dengan kendaraan umum untuk publik ? Biasanya kendaraan umum seperti bus mulai
pukul 6 sore sudah tidak ada lagi. Setelah pukul 6 sore yang ada hanya taksi dengan
tarip yang cukup mahal, atau taksi sapu (omprengan). Keberadaan taksi sapu hanyalah orang-orang yang sudah
biasa tau memakai jasa ini, karena kendaraan yang dipakai banyak juga tergolong
mobil mahal. Tarip taksi sapu bisa ditawar mulai 2 $ BND sampai 3 $ BND, orang
lain juga bisa naik bersama dengan ongkos masing-masing.
Walaupun kotanya sepi, semua
pengendara sangat tertib dan patuh mentaati peraturan lalu lintas. Setiap ada
orang yang menyebrang jalan, dari jauh kendaraan sudah mengurangi kecepatan dan
berhenti memberi kesempatan pada penyebrang jalan. Tidak jarang mereka berhenti
sebelum kita menyebrang. Dari informasi yang aku dapat, kalau mereka sampai
menyenggol penyebrang jalan hukuman dan dendanya cukup berat.
Sama dengan di tanah
air, mobil mempunyai kemudi di kanan dan memakai jalur kiri. Mobil
di sini harganya murah, mulai dari 500 $ BND sampai yang milyaran juga ada. Tapi
onderdil kendaraan harganya cukup mahal.
Apalagi yang ada di
Brunei ? Tentang kebersihan kota adalah nomor 1, kemudian larangan merokok dan
larangan meludah sembarangan selalu dipatuhi warganya. Negeri ini juga sangat
welcome dengan para pendatang dan turis. Apalagi dengan tenaga kerja, mereka
yang mencari dan membutuhkan. Mereka sangat senang kalau dapat tenaga kerja
dari luar.
Pakaian warga Brunei
tergolong sangat sopan apalagi kalau ada acara resmi, baik kaum lelaki dan
wanitanya memakai busana yang tertutup. Kalau di tempat keramaian seperti mall,
wanita asli Brunei atau bukan, ada juga
yang memakai busana minim tapi masih tergolong wajar. Tapi aku percaya tidak
ada warga Brunei yang memakai pakaian minim.
Mempunyai urusan yang
berhubungan dengan negara harus tau waktunya, karena hari kerja di Brunei
adalah Senin sampai Kamis plus Sabtu sedangkan hari Jumat dan Minggu Libur.
Selain itu ada ketentuan ketat untuk urusan bangun membangun, yaitu Izin
Mendirikan Bangunan ‘IMB’. Bangunan di seluruh Brunei tingginya tidak boleh
melebihi bangunan masjid yang tertinggi.
Ada keunikan lainnya,
yakni nama-nama jalan di seluruh Brunei. Semuanya banyak memakai nama ‘SIMPANG
XXX’, misalnya SIMPANG 131. Dan untuk kesejahteraan warga Brunei, bagi warga
yang berusia 50 tahun ke atas dapat bantuan 200 $ BND setiap bulan dari
pemerintah. Bagi seorang janda dan anaknya dapat bantuan juga dari pemerintah.
NGINEPNYA
DIMANA ?
Penginapan atau kelas
hostel harganya cukup mahal. Waktu itu aku nginap di Pusat Belia, yaitu Youth
Center-nya Negara Brunei. Taripnya per malam cuma 10 $ BND atau setara dengan
Rp. 81,500, ini adalah tarip termurah mungkin seantero Brunei. Sebagai contoh,
Guest House di Bandar saja rate-nya 33 $ BND. Di Pusat Belia, dalam satu kamar
terdiri dari beberapa bed ada yang 4, 6 dan 8 bed atau ada juga yang untuk
family jadi bisa tidur campur. Sedangkan yang lain dilarang campur, artinya pria atau wanita dipisah dalam gedung yang berbeda.
Ke Pusat
Belia dari airport bisa naik taksi atau bus ungu jurusan Bandar. Kalau ikut bus
tunggunya cukup lama dan bayarnya cuma 1 $ BND. Sedangkan kalau naik taksi bisa
kena 10 $ BND bahkan lebih. Ketika sedang menunggu bus jurusan Bandar, aku
bertemu seorang Jawa asal Tulungagung, Mas Syaiful namanya. Dia baru saja kembali dari kampungnya dengan
pesawat yang berbeda denganku. Karena bus ke Bandar tidak ada, maka aku diajaknya
menelusuri ‘jalan tikus’ agar cepat dapat akses naik bus. Menyebrangi jalan
raya, menyusuri taman, sungai kecil dan hutan kota, sampailah kami di halte bus
dekat airport mall. Dia heran melihatku, kebanyakan orang Indonesia datang ke
negari ini biasanya untuk bekerja, sedangkan aku sebaliknya hanya untuk melancong aja.
Dia menawariku bermalam
di kontrakannya sekitar Berakas, tapi aku bilang janganlah nanti merepotkan. Masa baru kenal sudah merepotkan orang. Aku bilang bahwa aku akan nginap di Pusat
Belia dekat Bandar. “Oke lah nggak apa-apa”, katanya sambil menunjukkan
kepadaku arah bus menuju Pusat Belia. Kamipun berpisah dan naik bus yang
berlainan arah.
Ketika naik bus ungu
yang seperti Metro mini itu, hanya aku penumpangnya. Sopir asal India bersama temannya asal Jawa turut membantuku memberi
informasi ketika aku tanya dimana letak Hostel Pusat Belia. Naik bus yang
berkapasitas 22 tempat duduk plus sopir ini, ongkosnya 1 $ BND. Aku serahkan
uang 2 $ SIN kepada sopir dan ia memberi kembalian kepadaku 1 $ BND atau 1
Ringgit Brunei. Ini aneh tapi nyata, uang negara lain (Singapura) berlaku sama
dengan mata uang Brunei. Akhirnya aku ditunjukan harus turun di sini karena 50
meter di depan adalah Pusat Belia yang aku cari.
Swimming Pool Pusat Belia |
Pusat Belia adalah
milik Pemerintah untuk kaum muda Brunei. Kamar-kamarnya menyerupai asrama, dilengkapi kolam renang, ruang meeting, hall ruang makan dan fasilitas
lainnya.
Jangan lupa untuk check
in dilayani mulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 4 sore hari. Sedangkan check
out sebelum pukul 12 siang. Apabila waktu check out tidak ada petugas, letakkan
saja kunci pada ‘key drop box’.
TENAGA
KERJA INDONESIA BISA LUMPUHKAN BRUNEI
Penduduk Brunei hanya
400 ribu orang saja sedangkan tenaga kerja asing di negaranya cukup banyak, termasuk
tenaga kerja dari berbagai belahan Indonesia.
Berbagai sektor non
formal di Brunei dikerjakan oleh orang Indonesia. Yang terbanyak adalah dari
Tulungagung, Banyuwangi dan dari beberapa kota di Jawa Timur, Jawa Tengah atau
Jawa Barat. Secara spesifik, Kawasan Bandar 'dikuasai' orang Indonesia sedangkan
Kawasan Gadong, yakni beberapa mal besar 'dikuasai' warga Brunei.
Sebut saja Mas Syaiful
tadi atau Mbak Ifa asal Semarang yang mengelola kedai nuansa Indonesia di Pertokoan
Bandar berlantai 7. Kedai Mbak Ifa menyediakan aneka macam produk Indonesia
mulai obat-obatan ringan, minuman berenergi, jamu sampai bumbu pecelpun ada di
situ.
Pak Gunardi mulai Shubuh sudah menyiapkan masakannya di Pasar Tamu Kianggeh sampai pukul 6 sore. Dia melayani para tamunya tenaga kerja asal Indonesia, turis asing, warga Brunei dan memenuhi pesanan rutin pabrik-pabrik di Bandar hingga ratusan box per hari.
Di Pasar Tamu Kianggeh
nuansanya tidak seperti berada di Brunei, rasanya seperti di negeri sendiri
karena hampir semuanya orang Indonesia. Jumlah tenaga kerja Indonesia di Brunei
mencapai 50 ribu orang, disusul dari Bangladesh dan sisanya dari negara lain.
Kalau saja Brunei ditinggalkan para pekerja asingnya, maka Brunei akan lumpuh
karena hampir semua sector non formal digerakkan oleh tenaga kerja asing
khususnya dari Indonesia.
Sektor-sektor yang ‘dikuasai’
orang Indonesia antara lain restoran/kedai makanan, transportasi, kedai
internet, supplay tenaga kerja, dan segala macam pelayan baik toko atau di
mall, pekerjaan konstruksi dan lainnya.
Para pekerja yang baru
saja bekerja di Brunei dapat bayaran mulai 15 $ BND per hari (Rp. 125 ribu) misalnya sebagai pelayan atau
bekerja serabutan. Kalau berkerja sudah lama bayarannya sampai 25 $ BND di hari
biasa dan 30 $ BND di hari libur. Orang asing setahuku tidak boleh berusaha di
Brunei. Biasanya disiasati dengan mengawini pria Brunei, setelah itu baru bisa
bikin kedai makanan misalnya.
HARUS
KEMANA AJA WAKTU DI BRUNEI
Tidak perlu
berlama-lama di Brunei, 3 hari cukup. Lalu kemana aja dalam 3 hari itu ? Target
pertama adalah Masjid-Masjid yang indah diantaranya Masjid Omar Ali Saiffudien
di daerah Bandar. Menuju ke Masjid ini dari Hostel Pusat Belia cukup jalan kaki
sekitar 500 meter. Masjid yang putih bersih mempunyai beberapa menara,
tersambung dengan jembatan yang menjorok ke kolam besar dan di ujung jembatan
terdapat bangunan menyerupai perahu yang indah. Mencoba shalat berjamaah di
Masjid ini dimulai dengan ber-wudhu membuat hati tenang dan tentram.
Kemudian Masjid Jame
Asr Hassanil Bolkiah atau Masjid Kiulap di daerah Gadong, kalau dari Bandar
naik Bus no. 01 langsung turun di depan masjid di Jalan Tutong. Jangan kaget
kalau jalan-jalan dengan bus, karena kondektur bus hampir semuanya wanita asal
Indonesia.
Pasar Tamu Kianggeh
adalah target berikutnya, pada pagi hari di pasar ini banyak dijual buah dan sayur. Mereka
berjualan di bawah tenda-tenda atau kios-kios yang bersih dan tertata rapi. Pedagang
di sini didominasi oleh orang Jawa. Mereka menjual bahan-bahan untuk memasak atau
makanan jadi cukup murah dibanding di supermarket atau kedai makanan lainnya.
Pasar ini buka mulai pagi sampai menjelang Maghrib. Pasar lainnya adalah Pasar
Tamu Selera yang juga khusus menjual makanan jadi, letaknya di depan Hotel
Radisson tidak jauh dari Pusat Belia. Atau ada juga makanan jadi dijual di daerah
Sumbiling.
Kuliner di Brunei cukup
banyak tempatnya disamping tiga tempat tadi. Misalnya di pinggir pantai Bandar.
Di situ banyak berjejer resto-resto dengan andalan masakannya masing-masing. Kuliner
di sini yang paling favorit dan disukai adalah lele dan ayam penyet. Di sini
juga didominasi oleh orang dari Jawa. Menikmati makanan di pujasera lantai 7 di
Bandar dekat terminal bus juga bisa, harganya 3 sampai 5 $ BND. Kalau mau makan
di mal, datanglah ke The Mall Gadong dengan Bus no 01 jurusan Gadong. The Mall adalah tempat belanja dan pusat hiburan masyarakat. Di lantai atas ada cinema yang bertarip 7 $ BND untuk dewasa dan 4 $ BND untuk anak-anak.
Jika kita datang pada
saat libur khususnya pada Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi itu
adalah timing yang paling pas. Sebab ketika mulai masuk Bulan Rabiul Awal,
suasana kota lebih semarak dengan hadirnya berbagai aktivitas warga dalam
menyongsong Bulan kelahiran Nabi.
Sultan Bolkiah berpose di depan kameraku |
Para warga Brunei
menyambut hari ini dengan kegembiraan yang luar biasa, kantor-kantor tutup,
lalu lintas umum juga ditutup atau dialihkan. Kantor, toko, mal dan sektor
swasta lainnya tutup sementara. Mereka buka lagi di siang hari ketika acara
sudah selesai. Karnaval di jalan-jalan juga lebih semarak, yang dilakukan oleh
puluhan group berpakaian tradisional Melayu Brunei. Mereka melantunkan
lagu-lagu Islami, shalawat atau bacaan menyanjung Nabi Muhammad SAW. Untuk lomba
karnaval ada jurinya untuk menentukan siapa pemenangnya.
Kalau ada acara kenegaraan seperti ini misalnya, pidato Sultan atau Pejabat Negara suaranya disalurkan lewat instalasi kabel yang sudah tersedia ke penjuru kota. Sehingga pesan-pesan dari pemimpin negara dapat didengar masyarakat melalui loud-speaker di jalan-jalan utama Bandar.
Kalau ada acara kenegaraan seperti ini misalnya, pidato Sultan atau Pejabat Negara suaranya disalurkan lewat instalasi kabel yang sudah tersedia ke penjuru kota. Sehingga pesan-pesan dari pemimpin negara dapat didengar masyarakat melalui loud-speaker di jalan-jalan utama Bandar.
Masyarakat yang mampu, menyediakan
makanan, minuman, buah-buahan dan souvenir yang melimpah untuk dibagikan gratis
pada rombongan Sultan dan masyarakat. Tidak ada satupun dari mereka yang
berebutan menerima pemberian gratis ini. Hampir semua rombongan memakai pakaian
adat Melayu Brunei, yakni songkok hitam, baju tangan panjang, celana panjang
dibalut dengan sarung mulai dari pinggang hingga lutut.
Itulah kisah singkat
perjalananku ke Brunei Darussalam, selanjutnya besok pagi aku akan tinggalkan
negeri ini menuju Kota Kinabalu dan Sandakan di Wilayah Sabah, Malaysia.
Sumber gambar 'map ASEAN' dari google
Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
1 comment:
wah saya bisa merasakan bagaimana makmurnya negara ini lewat tulisan bapak.. pemimpin yang dicintai, rakyat yang makmur damai dan berkah kekayaan materi :D
Post a Comment