Cukup ‘chatting-an’ lewat akun facebook
milik Imam Basuki, keperluanku semua dilayani dengan mudah ketika mau wisata ke
Bromo. Imam adalah owner Backpacktourid Tour to D’Bromo sekaligus tour leader wisata
ke Kawasan Gunung Bromo dengan jeep. Jadwal keberangkatan tinggal
pilih, hampir setiap hari ada keberangkatan.
Siapa yang tidak kenal Bromo ?
turis mancanegara aja tau apalagi anak muda negeri ini atau kawula muda
sekitaran Jawa Timur, nggak ada bosan-bosannya ingin selalu menginjakkan kaki
di sini. Beberapa hari sebelum ke Bromo, aku kontak Imam dan dia memintaku
mentransfer DP-nya sebesar 50 prosen. Transfernya ke rekening atas
namanya pada dua bank (pilih salah satu). Biaya ke Bromo paket hemat sebesar
300K.
Aku dan yang lainnya hanya menunggu di meeting point, depan Balai Kota Malang atau di sekitaran taman kolam Tugu Malang. Ada bagusnya juga meeting point-nya di situ, karena kawasan dekat sini terdapat pujasera, restoran, gedung bersejarah, stasiun kereta api, monumen dan maskot Arema.
source pict : backpacktourid |
Aku dan yang lainnya hanya menunggu di meeting point, depan Balai Kota Malang atau di sekitaran taman kolam Tugu Malang. Ada bagusnya juga meeting point-nya di situ, karena kawasan dekat sini terdapat pujasera, restoran, gedung bersejarah, stasiun kereta api, monumen dan maskot Arema.
Ayo berangkat ke Bromo sambil berinteraksi
dengan masyarakat Tengger yang mendiami Kawasan Bromo, Tengger dan Semeru.
JEMPUTAN DATANG
Aku sudah siap-siap berada di
meeting point sebelum pukul sebelas malam. Sepeda motor kuparkir di parkiran dalam Stasiun Kereta Api Malang (note : taripnya mahal). Peserta tour lainnya pasti sudah ada yang menunggu di sekitaran taman kota, tetapi aku tidak bisa
mengenalinya, karena semua berbaur dengan masyarakat yang sedang
berjalan-jalan di taman.
Pukul sebelas kurang lima belas
menit, Imam Basuki atau sering dipanggil Ibas baru muncul mendeteksi kustomernya satu persatu. Aku menghampirinya. Dia terbilang teman lamaku, meski antara aku dengannya terpaut umur yang cukup jauh. Dia hafal betul mengenali kustomernya, meski belum tau sebelumnya. Ya, karena faktor pengalaman dan
naluri tajamnya, dia dengan mudah mengenali kustomernya. Satu persatu
dihampirinya dan meminta sabar, sambil menunggu yang lain datang.
Pukul sebelas lewat, kami semua
diminta naik angkutan umum (Angkot) menuju titik pemberangkatan di Jalan Mayor Jendral M. Wiyono No. 1 dekat Rampal, tepatnya di Wisma Mandala. Kami dipersilakan kalau
ada yang mau makan, beli bekal atau ke toilet. Di tempat ini, sisa pembayaran yang 50 prosen
lagi harus dilunasi dan menerima kwitansi sebagai bukti
lunas.
Untuk menghemat biaya, bagi kustomer yang berasal dari luar kota dapat mengatur keberangkatan dari kota
asalnya tanpa harus menginap di Malang. Yang penting harus tiba sebelum pukul
sebelas malam dan bisa langsung menunggu di Wisma Mandala. Kalau mau menginap di sini juga bisa. Tarip kamarnya murah meriah,
yang AC 150K dan yang pakai kipas angin 100K.
Tempat tinggal sementara di Kota Malang yang paling rekomendit adalah di Homestay yang kami miliki. Harganya murah (400K) / night, lokasi sangat strategis, kamarnya 3 buah, perabot lengkap. Dari homestay ini ke Kota Wisata Batu jaraknya sekitar 8 km saja. Sebuah rumah semuanya bisa anda nikmati bila kunci sudah di genggaman anda. Bookingnya sangat mudah, email aja ke : alsatopass@gmail.com
Tempat tinggal sementara di Kota Malang yang paling rekomendit adalah di Homestay yang kami miliki. Harganya murah (400K) / night, lokasi sangat strategis, kamarnya 3 buah, perabot lengkap. Dari homestay ini ke Kota Wisata Batu jaraknya sekitar 8 km saja. Sebuah rumah semuanya bisa anda nikmati bila kunci sudah di genggaman anda. Bookingnya sangat mudah, email aja ke : alsatopass@gmail.com
KAMI SIAP BERANGKAT
Pukul dua belas tengah malam,
semua peserta tour didata jumlahnya. Kami saling berkenalan, termasuk dengan kru
operator tour. Breefing singkat dilakukan oleh salah satu tour leader Backpacktourid, Mas Sapu yang
berambut pirang menyala. Kami berdiri melingkar, sambil mendengarkan arahan
dari Mas Sapu. Breefing diakhiri dengan doa memohon keselamatan dan
perlindungan pada Tuhan YME agar semuanya
berjalan lancar.
Malam itu peserta tour berjumlah
17 orang, maka jeep yang disiapkan cukup tiga buah. Peserta tour datang dari Jakarta, Manado dan Semarang plus aku sendiri dari Malang. Pembagian group telah
ditentukan, masing-masing jeep diisi 6 orang plus driver. Bismillah, jeep berangkat beriringan menembus kegelapan malam. Rute yang ditempuh adalah Malang
– Pakis – Jabung – Nongkojajar dan Kawasan Bromo. Biasanya, bukan ini rutenya.
Lebih sering pakai rute Malang – Tumpang – Poncokusumo – Coban Pelangi dan
Kawasan Bromo. Namun rute ini jalannya sedang diperbaiki.
Mas Ibas |
Mengatur waktu perjalanan ke
Bromo sangat penting, agar peserta tour tidak tiba terlalu dini. Karena, resikonya harus lebih lama melawan hawa dingin yang menusuk. Hampir dua jam perjalanan naik turun
dan berliku dalam kegelapan malam kami lalui. Akhirnya kami tiba di Nongkojajar untuk transit sejenak mendinginkan mesin jeep. Peserta
diberi kesempatan ke toilet, sambil menge-pas-kan waktu tiba.
Benar saja, seratusan jeep dan sepeda motor semuanya berlomba-lomba memasuki Kawasan Bromo. Tak pelak lagi, kemacetan pun terjadi di mana-mana. Benar-benar krodit suasananya. Untung saja kami pakai jasa tour yang murah meriah, jadi semuanya sedikit santai. Tidak perlu beli tiket masuk. Tidak perlu beli air mineral 600 ml atau beli masker. Semuanya disediakan tour operator.
Benar saja, seratusan jeep dan sepeda motor semuanya berlomba-lomba memasuki Kawasan Bromo. Tak pelak lagi, kemacetan pun terjadi di mana-mana. Benar-benar krodit suasananya. Untung saja kami pakai jasa tour yang murah meriah, jadi semuanya sedikit santai. Tidak perlu beli tiket masuk. Tidak perlu beli air mineral 600 ml atau beli masker. Semuanya disediakan tour operator.
BROMO YANG MENUSUK-NUSUK
Tahap pertama, kami tiba di penanjakan
2. Semuanya turun dan dipersilakan untuk ke toilet. Astaga, keluar dari toilet kami
harus bayar jasanya 3K. Kalau ingin ke Penanjakan 1, tersedia jasa ojek (20K) sekali
jalan.
Kami memilih Penanjakan 2 untuk
melihat proses sunrise (matahari terbit 05.30 WIB) dan melihat view Kawasan TNBTS ‘Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru’ dari
atas ketinggian. Mengapa kami memilih Penjanjakan 2, karena di sini lebih
longgar dibanding Penanjakan 1 yang benar-benar padat.
Hawa dingin sungguh
menusuk-nusuk, semuanya gelisah kedinginan. Perlengkapan penahan hawa dingin
seperti jaket tebal, topi dan sarung tangan semuanya dipakai. Malam
itu, dinginnya mendekati 0 derajat Celcius. Kami menunggu sunrise di Bukit King
Kong, Penanjakan 1. Di sini lebih longgar , tidak sesak oleh pengunjung.
Semua berjuang melawan dingin.
Ada yang berdiri mengelilingi perapian, minum dan makan yang panas-panas atau
duduk bergerombol untuk mengurangi rasa dingin. Di ujung nun jauh di sana,
panorama kemerahan mulai muncul. Dan satu jam kemudian, hadirlah hari baru. Sang surya berwarna kemerahan kental mengintip dan sudah berani menampakan dirinya. Semua pengunjung
mengabadikan peristiwa ini dengan foto, video dan berselfie ria.
Beruntung bagi kami, tidak ada awan
yang menghalangi pandangan mata. Semuanya bersih dan pemandangannya sempurna
sekali.
GESER TURUN KE GURUN PASIR
Sekitar pukul enam pagi, jeep meluncur
menuruni gurun pasir. Seratusan jeep dan sepeda motor berlomba-lomba memasuki
gurun berpasir tebal. Bagi jeep tidak begitu sukar menembus lautan pasir tebal ini, namun bagi sepeda motor yang bukan trail, itu menjadi masalah. Mereka harus
berjalan hati-hati dan bersusah payah melewatinya.
Akhirnya seratusan jeep dari
berbagai operator kumpul berbaris rapi dan memberi kesempatan peserta tour menikmati
spot-spot sekitar gurun. Tujuan selanjutnya, menembus hamparan pasir tebal menuju
kawah Bromo. Kalau jalan kaki melintasi gurun ini cukup berat, kecuali dengan kuda. Tarip sewanya hingga maksimum 100K (pp). Harus pandai tawar menawar agar dapat
harga yang sesuai kantong. Disamping pasirnya tebal, debunya luar biasa karena
diterpa angin atau bekas hentakan kaki kuda. Jalannya menanjak sampai ke
puncak. Yang mengkuatirkan adalah bercampurnya kotoran kuda dengan debu pasir.
Semua berterbangan bebas ke mana-mana. Di masa mendatang, perlu disediakan kantung
untuk menampung kotoran kuda. Cara ini untuk menghindari polusi udara yang pastinya mengandung penyakit.
Untuk sampai ke puncak bibir kawah,
semua harus antri menaiki anak tangga yang berjumlah 245 itu. Lumayan tinggi
posisi bibir kawah ini dan cukup menyita energi untuk mencapainya. Lega rasanya bisa tiba di puncak kawah. Asap tebal mengepul putih pekat yang berbau belerang
(sulfur) menyengat hidung. Gemuruh didihan kawah di bawah sana terdengar jelas
di telinga. Di sisi kiri bibir kawah, terdapat patung mini Ganesha. Dari atas
sini kulihat view yang indah, luar biasa dan sangat menakjubkan.
Saatnya turun, karena panas mulai
menyengat. Perjalanan kembali menuju jeep lebih cepat dibanding ketika naik tadi. Aku
melewati gunung mati, Gunung Batok di sebelah kiri dan Pura Luhur Poten yang berada di
sebelah kanan. Beruntung, kami diberi masker untuk menghambat debu liar terhisap
hidung. Andai saja tanpa masker, sudah dapat kubayangkan akibatnya.
Kru operator tur Backpacktourid
sangat ramah dan setia melayani kebutuhan peserta. Para driver dan pemandu Mas
Sapu selalu siap, misalnya melayani pertanyaan, membantu memotret dan memberi
petunjuk supaya semuanya berjalan lancar dan semuanya bergembira.
GESER LAGI KE PASIR BERBISIK dan SAVANNA
Tidak begitu jauh menuju lokasi Pasir Berbisik ini. Ya, hamparan pasir seperti di gurun ini semuanya rata ditutupi pasir berwarna kelabu.
Motif-motif cantik akibat mainan angin dapat dilihat di sini. Teman-teman kami seperjalanan melakukan beberapa gaya di atas pasir untuk diabadikan
sebagai kenang-kenangan.
source pict : backpacktourid |
Lebih lanjut menuju ke Savanna.
Sayang, saat ini sedang musim kemarau. Pada malam hari hingga subuh, dinginnya
lumayan menusuk dan di siang hari panasnya lumayan membakar. Akibatnya banyak ilalang di savanna
yang kering. Hanya sedikit yang tersisa berwarna hijau. Hampir semuanya di
savanna berwarna kecoklatan. Begitu juga di bukit-bukit sekitarnya (Bukit
Teletubis).
Beda cuaca, beda kondisi. Kalau musim kemarau datang, kondisinya kering kerontang. Tetapi kalau musim penghujan datang, genangan air, lumpur dan sungai dadakan hadir di mana-mana. Jeep terpaksa harus off road, meluncur kesamping atau naik turun seperti menunggang kuda.
Beda cuaca, beda kondisi. Kalau musim kemarau datang, kondisinya kering kerontang. Tetapi kalau musim penghujan datang, genangan air, lumpur dan sungai dadakan hadir di mana-mana. Jeep terpaksa harus off road, meluncur kesamping atau naik turun seperti menunggang kuda.
source pict : backpacktourid |
Sesi foto-foto terus kami lakukan
hingga puas. Dengan berbagai gaya, semua ikut terlibat melakukannya. Sebetulnya
ada beberapa spot lagi yang bisa kami saksikan yakni Bukit Cinta (antara Penanjakan
1 dan Penanjakan 2) dan Bukit B29.
KENANGAN BERSAMA SEBAGAI PENUTUP
Mengabadikan dengan berbagai gaya di beberapa lokasi menambah keceriaan dan kenangan kami. Saling kenal antara peserta tour menambah tautan teman baru. Berteriak lepas ketika berfoto ria menjadi ekspresi luar bisa yang kami abadikan.
Akhirnya, perjalanan kami selesai
juga. Pada tengah petang, kami kembali ke Malang melewati jalan yang sama.
Kepuasan dan keakraban terpancar dari setiap wajah kami. Terima kasih
Backpacktourid yang telah melayani kami dengan keramahtamahannya. Sukses buat
semua. CINTAILAH ALAM INDONESIA.
Contact Person :
Imam Basuki
BB Pin 3269C87d atau WA +6288805565586, +6281230040199
Contact Person :
Imam Basuki
BB Pin 3269C87d atau WA +6288805565586, +6281230040199
Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
2 comments:
rekeasi yang menantang
wisata bromo the adventure tour
makasih infonya
weh keren mas bro...
Post a Comment