Mencuri kesempatan pas ada kepentingan di daerah sudah biasa kulakukan. Sebut saja misalnya, selepas silaturahim dengan keluarga di Tegal, aku sempatkan menjelajahi daerah² yang belum pernah kukunjungi.
Kali ini Cilacap dan Nusakambangan yang menjadi targetnya. Kota ini letaknya tidak begitu jauh. Hanya beberapa jam saja dari Tegal.
Akses menuju Cilacap bisa dilakukan dari Purwokerto - Aji Barang - Wangon - Cilacap. Atau dari Tegal - Aji Barang - Wangon - Cilacap. Dari Kroya/Maos juga bisa.
CILACAP dan NUSAKAMBANGAN
Ingat Cilacap pasti ingat Nusakambangan, sebuah pulau yang tertutup. Kalau jaman dulu dibilang 'pembuangan
Napi kelas kakap'. Memang, di pulau ini terdapat lembaga pemasyarakatan Kelas I
(LP) antara lain LP Permisan, LP Kembangkuning, LP Batu, dan LP Besi.
Penjara² tersebut memiliki tingkat
keamanan yang super very high security. Daerahnya tertutup. Tidak sembarang
orang bisa masuk ke kawasan ini. Harus punya ijin dan harus menggunakan ferry
khusus milik LP.
Jauh di luar LP hutannya masih perawan
dan ombak pantainya yang besar serta batu karangnya yang tajam menjadikan LP di
Nusakambangan sangat terkenal terisolasi. Ombaknya besar karena berada di
lautan lepas Samudera Indonesia.
Kabupaten ini ibukotanya Kota Cilacap
yang mempunyai sejarah panjang. Bupatinya silih berganti sejak masa kolonial
Belanda hingga kini.
Itulah sekilas tentang Cilacap.
Selanjutnya tentang potensi ekonomi wilayah ini. Cilacap memiliki kilang minyak
yang cukup besar. Hasilnya untuk memasok kebutuhan Bahan Bakar Minyak domestik.
Pertamina adalah pengelola kilang minyak
tersebut. Yang mana tempat penyimpanan raksasanya terdapat di pesisir Teluk
Penyu atau di sebelah Benteng Pendem. Banyak kapal tanker yang mondar mandir
kesini untuk urusan bongkar muat minyak.
Penggerak ekonomi lainnya ada di sektor
nelayan yang mencari ikan. Meski Pantai Cilacap memiliki ombak yang besar,
tidak menjadi halangan bagi nelayan untuk bergelut mencari rizki.
Tidak mengherankan di pesisir Teluk
Penyu banyak perahu nelayan yang ditambatkan selepas dipakai mengarungi lautan.
Bedak² nelayan menjual ikan asin berbagai jenis ada di sepanjang Teluk Penyu
ini.
Untuk para pelancong yang sedang
menikmati indahnya Teluk Penyu tersedia restoran seafood, kuliner lokal atau
kelapa muda.
Sektor yang lain adalah pertanian dan
pariwisata. Salah satunya adalah Benteng Pendem peninggalan Belanda. Lokasinya
di muka Teluk Penyu. Tempat wisata berikutnya berupa air terjun atau menyebrang
ke Nusakambangan.
BENTENG PENDEM
Benteng ini dibangun pada tahun 1861
sebagai bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang cukup luas. Benteng
Pendem sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak terurus. Setelah
ditemukan, benteng ini kemudian mulai digali pemerintah Cilacap di tahun 1986.
Dan akhirnya benteng ini hingga kini dijadikan sebagai tempat wisata sejarah.
Cukup membayar tiket masuk 7.500 Rp,
kita bisa menikmati sejarah Benteng Pendem. Dulu, benteng ini dipakai sebagai
tempat pertahanan, penjara, barak, klinik, tempat eksekusi dan penyimpanan
senjata. Hati² kalau masuk² ke dalam lorong yang gelap atau melewati tumpukan
batu Benteng Pendem. Ada kalanya di situ ada cobranya, seperti yang pernah
kualami waktu lalu.
Di dalam Benteng Pendem terdapat
terowongan yang bisa tembus ke laut Teluk Penyu. Bangunannya masih kokoh dan
cukup terpelihara baik. Terowongan ini akan digenangi air ketika laut pasang.
AKSES KE CILACAP
Menuju ke Cilacap, aku berangkat dari
Tegal pake bus mini jurusan Purwokerto turun di pertigaan Ajibarang (AJB).
Ongkosnya 40 ribuan, ditempuh dalam 3 jam. Sambil menunggu bus dari Purwokerto
datang, aku sarapan nasi padang di Ajibarang. Selanjutnya dari AJB ke
Cilacap lewat Wangon, ambil bus jurusan Purwokerto-Wangon-Cilacap. Ongkosnya 15
ribu dan memerlukan waktu sekitar 2 jam.
Turun di terminal lalu pake grab ke
hotel. Karena lusa mau balik ke malang, aku langsung pesan Bus Handoyo.
Tiketnya 115 ribu, berangkat pukul 13.30. Ingat lho di sekitar Terminal
Cilacap merupakan 'zona merah' untuk Grab/Gojek. Penumpang ga bisa minta dijemput di
situ.
Hawa panas kerap menyelimuti Kota
Cilacap karena lokasinya dekat laut. Keramaian kotanya sedang² aja.
Kulinerannya cukup lengkap. Apalagi pas malam minggu. Aneka kulineran hampir
semua ada di alun² Cilacap yang ramai. Lokasinya bersebelahan dengan Masjid
Agung.
Sambil menikmati kulineran di malam
hari, aku menyaksikan air mancur berwarna-warni karena cahaya lampu. Tulisan
besar CILACAP BERCAHAYA juga bisa dilihat di dekat sini.
CATATAN LAIN CILACAP
Kalau ingin melihat bangunan tempo
doeloe, bisa ke Stasiun Kereta Api Cilacap. Bangunannya megah, parkirannya luas
dan banyak pepohonan besar lagi rindang. Dari/ke Stasiun KA Cilacap harus melalui titik Stasiun Kroya.
Soal menginap banyak pilihan. Misalnya
Hotel Anggrek (di Jl. Anggrek), kamar termurah yang ditawarkan mulai 100 ribu.
Jarak ke alun² sekitar 600 meter.
Hotel yang lebih atas adalah Hotel
Dafam, rate nya sekitar 300 ribuan. Jarak ke alun² sedikit lebih dekat. Di
seberang hotel ini ada kuliner lontong opor untuk sarapan pagi. Harganya
sepiring 8 ribu plus minum teh. Siangnya menyantap nasi padang yang serba 10
ribu. Hotel yang lain dekat alun² juga ada.
Kalau mau sate gule, tongseng, nasi
kapsah, kebuli atau olahan daging kambing bisa mampir ke Depot Tiga Saudara di
Jl. S Parman. Sate atau tongsengnya maknyus banget. Sedangkan untuk menu
bakar²an seafood tersedia di sepanjang jalan Teluk Penyu.
Satu lagi destinasi wisata yang jangan
lupa dilewatkan. Setelah menjelajah Benteng Pendem, makan minumnya tersedia di
seberang jalan benteng ini. Rujak, teh kopi dan kelapa muda bisa dinikmati
dengan harga terjangkau.
Duduk² santai di pesisir Teluk Penyu
jangan takut kotor kena pasir, karena para pedagangnya menyediakan tikar. Di
sini, sebotol air mineral tanggung dijual 5 ribu, rujak manis 10 ribu atau
kelapa muda 12 ribu.
Menyebrangnya sekitar 15 menitan.
Tujuannya adalah ke bagian Pulau Nusakambangan yang khusus untuk wisata.
Sedangkan bagian pulau yang lain sangat terbatas dan tertutup untuk umum.
Kalau sudah selesai asik² di Nusakambangan,
selanjutnya tinggal telepon nomor hp pemilik perahu. Dalam beberapa menit
jemputan perahu sudah datang untuk kembali ke Teluk Penyu.
Bagi yang punya rasa takut yang tinggi,
perlu ada teman yang menyertai. Rame² lebih baik. Sebab harus masuk lorong
benteng yang gelap dan lembab. Disamping itu benteng ini diselimuti pepohonan
hutan lebat yang cukup menyeramkan. Anda boleh coba...
Pada bagian lain aku treking melewati
hutan hingga tiba di Pantai Tebeng. Di situ juga berpasir putih. Dan bisa
memandang aktifitas Pelabuhan Tanjung Intan dari kejauhan. Kapal² yang merapat
di sini adalah yang berukuran besar. Diantaranya kapal tanker.
Setelah puas menjelajahi Cilacap,
saatnya untuk kembali pulang. Di Terminal Bus Cilacap banyak tersedia bus jarak
dekat dan jauh. Jurusan Surabaya, Jakarta, Semarang atau Yogya tersedia lengkap
di sini.
Kalau mau yang bus shuttle jurusan
Cilacap - Yogya atau Cilacap - Semarang, bisa pakai Bus Efisiensi. Taripnya 70
ribu. Berapa pun penumpangnya, bus ini siap berangkat tiap jam.
Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
No comments:
Post a Comment