BERAMAL LEWAT TULISAN

Wednesday, 28 August 2019

JELAJAH 6 PROPINSI DALAM SEBULAN (1)


Kuala Lumpur (Malaysia)
Padang (Sumatera Barat)

Jangan bosan ya membaca kisah perjalananku yang monoton begitu² aja. Maklumlah kemampuanku tidak banyak untuk menceritakan kembali apa² yang aku lihat, kudengar dan kurasakan. Terima kasih kepada yang sudah menyempatkan waktu membaca blog https://www.seratusnegara.com/


KOTA PADANG

Yuk simak kisah berikut ini.
Ku tau tiket di dalam negeri lagi mahal²nya, jadi untuk ke Padang terpaksa harus lewat Malaysia. Sebab tiket dari Surabaya - KL dan tiket KL - Padang harganya ga sampai 400 ribu rupiah. Kemahalan ya ? 

Biasalah, aku kerap pakai maskapai negeri jiran yang murah meriah tapi maskapai tersebut sudah 11 kali berturut-turut menyabet penghargaan the lowest fare in the world. Meski aku tidak mentargetkan menjelajahi semua propinsi di Sumatera yang belum pernah kuinjak (tersisa 6 propinsi), tapi aku ingin sekali menjelajahi seluruhnya.

Semoga saja kali ini aku bisa menjelajahi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Keinginan tersebut tetap terpatri di hatiku, walaupun tidak dibekali itinerary detail untuk perjalanan ini. Semampuku ajalah. Tampaknya sih agak sulit juga menentukan rutenya, sebab lokasinya yang menyebar. Let's see on the spot.

Perjalanan kuawali dari Kota Padang selanjutnya menjelajah ke beberapa propinsi sekitar Sumatera Barat. Ketika landing di Bandara Internasional Minangkabau (sebelumnya Bandara Tabing), aku mau naik kereta bandara menuju Kota Padang yang jaraknya sekitar 22 km. Taripnya 10 ribu. Namun kereta bandara adanya pukul 8 malam. Daripada harus nunggu 3 jam, kuputuskan naik Bus Damri (23.5 ribu) yang mangkal di depan pintu kedatangan.

Ikuti kisahnya lebih lanjut .... sementara ambo jadi orang awak dulu yo. Tambo ciek lai.

Selepas turun dari Bus Damri di Jalan Imam Bonjol, aku menyantap Sate Ayam Madura dan sup buntutnya yang aduhai membangkitkan selera. Ditambah minuman jeruk hangat, ludes semuanya masuk lambungku. Semoga apa yang kumakan menjadi kebaikan, kekuatan dan kesehatan bagi tubuhku. Aamiin.

Untuk mencari Riverside Hostel tidaklah sulit karena ada Grab Bike yang selalu siap mengantarkanku. Ke Hostel, OVO ku cuma terpotong 3 ribu aja.

Hostel nya benar² berada di tepi sungai. Kondisi dan suasananya apik, bersih dan disediakan beberapa kelengkapan untuk setiap tamunya. Berarsitektur gaya lama ditambah pelayanan yang ramah membuat aku jatuh cinta stay di hostel ini. Yang aku ga mau beralih ke lain hati adalah harganya yang murah.

Riverside Hostel
Benar² hostel ini bak buah durian, dari luar tampak menakutkan berduri tajam. Tapi pas dibuka... di dalamnya sangat luar biasa. Sungguh menyenangkan. Itulah Riverside Hostel di Jalan Batang Arau, Padang.

Pas betul aku stay di sini. Karena kemana² cukup dekat. Sebut saja ke Gunung Padang, Jembatan Siti Nurbaya, Kapal cepat ke Mentawai, Pantai Air Manis, Pantai Padang, tangga seratus atau Kota Tua Padang.

Puncak Gunung Padang
Untuk melemaskan otot-otot tubuh aku perlu sarapan dan minum kopi lebih dulu sebelum trekking ke Gunung Padang. Menyusuri Jembatan Siti Nurbaya yang kesohor itu lantas menyusuri jalan di pinggiran Sungai Arau hingga ke muara dekat laut. Di situlah aku memulai menapaki Gunung Padang.

Tiket masuk 10 ribu rupiah sebagai tanda kalau aku adalah legal yang mengikuti aturan. Karena masih pagi, nyaris hanya aku sendiri yang trekking menuju puncak. Pada jalur menuju ke atas terdapat bekas benteng masa kolonial Jepang yang dilengkapi meriam laras panjang. Disamping itu terdapat Makam Siti Nurbaya yang berada di dalam goa yang diapit tebing sempit.

Jembatan Siti Nurbaya
Akhirnya tiba juga di puncak setelah menapaki ratusan anak tangga Gunung Padang. Nah... dari sini tampak keindahan Pantai Padang, Pantai Air Manis dan Kota Padang.

Menjelang tengah hari, aku siap² buat Shalat Jum'at. Shalatnya di Masjid Raya Sumatera Barat yang berarsitektur rumah Minang yang sangat megah. Memang seharusnya Rumah Allah dibuat megah, besar dan agung dibanding rumah tinggal kita.


Istirahat yang cukup perlu kulakukan agar badan selalu fit untuk penjelajahan selanjutnya. Pantai Air Manis menjadi pilihanku. Cukup dengan Gojek yang lagi kasih promo. Aku bayar cuma 4 ribu saja. Seharusnya 10 ribu.

Setelah membayar tiket masuk 10 ribu, aku mulai menikmati Pantai Air Manis. Landainya pantai ini sangat disukai para pelancong dari berbagai daerah. Gelombang ombaknya bisa digunakan untuk berselancar. Dan yang yang menjadi daya tarik di sini adalah Batu Malin Kundang yang melegenda kisahnya sejak dulu.

Bagian lain yang menarik terdapat pulau kecil di dekatnya. Sunsetnya juga sangat apik dilihat dari pantai ini. Ojek pantai, motor AGV dan kedai² tersedia untuk kemudahan para pengunjung yang sedang berekreasi.

Kaget juga selama menjelajah Sumatera Barat, tidak ada satu pun Rumah Makan Padang. Yang ada cuma namanya aja seperti RM Surya, Ampera, Bundo kanduang atau Sederhana. Begitu juga minimarket A*Mart atau I*Mart tidak ada sama sekali di seantero Sumatera Barat.

Kuliner daging rendang yang empuk dan menu lainnya tersedia di setiap rumah makan (RM Padang). RM Ronny atau RM Pak Gole adalah salah satunya yang menyediakan menu ini. Belum lagi lontong sayur pagi dan malam yang memakai irisan nangka muda (cubadak), daun paku (pakis) dan kuahnya yang kental menjadi ciri khas Masakan Padang kesukaan masyarakat. Jangan lupa nikmati juga Sate Daging Danguang Danguang. Hhm  jadinya mau makan terus.

Kalau lagi banjir musim durian, di sekitar Jalan Wahidin dan Sisingamangaraja adalah sentra durian di pinggiran Kota Padang. Sempatkan makannya dengan ketan dan parutan kelapa biar rasanya lebih menggigit. Harganya lebih murah kalau pas musimnya datang.

Pagi² aku mulai olahraga pagi berjalan kaki menyusuri kanal Batang Arau. Ini adalah Kota Tua Padang yang sebenarnya. Bangunan kuno masa kolonial berjejer di sepanjang jalan ini.

Aku menuju ke Pasar Tanah Kongsi Kampung Cina yang merupakan kawasan Chinatown di Padang. Klenteng dan Gapura Pecinan terdapat di situ yang berdekatan dengan pasar tradisional Tanah Kongsi. Warga etnis Tionghoa berbaur menjadi satu dengan warga lokal baik rumah tinggalnya maupun tempat berjualan pada kawasan yang sama.


KEPULAUAN MENTAWAI

Menikmati indahnya dan keaslian Pulau Sipora di Kepulauan Mentawai sangat mengasyikkan. Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari beberapa pulau, diantaranya Pulau Pagai Utara, Pagai Selatan, Sipora, Siberut dan beberapa pulau kecil lainnya. Sedangkan di kabupaten ini didiami oleh Suku Mentawai.


Pulau Sipora termasuk pulau² besar bersama Pulau Nias dan Siberut paling barat Indonesia. Pulau² ini berada di lautan lepas Samudera Hindia.

Pelabuhan Muaro Batang Arau Padang adalah titik pemberangkatan ke/dari Pulau Sipora, Siberut dan Sikakap. Dengan Kapal Cepat MV. Mentawai Fast pulau² ini bisa ditempuh dalam waktu 4 jam pada cuaca normal. Tiket 250 ribu.Kapal ini akan sandar di dermaga Tuapejat di Sipora Utara atau Sioban di Sipora Selatan (tergantung jadwal harinya). 

Kalau pakai ferry lambat Gambolo atau Ambu-Ambu yang berjenis roro waktu tempuhnya 8 hingga 10 jam. Berangkat dari Pelabuhan Bungus Padang. Tiketnya sekitar 135 ribu. Ayo Nikmati Beautiful Indonesia.

Bersambung ke : JELAJAH 6 PROPINSI DALAM SEBULAN (2)
Klik disini https://www.seratusnegara.com/2019/08/jelajah-6-propinsi-dalam-sebulan-2_28.html




     Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN 
email  : alsatopass@gmail.com

No comments: