Kuala Lumpur (Malaysia)
Padang (Sumatera Barat)
Jangan bosan ya
membaca kisah perjalananku yang monoton begitu² aja. Maklumlah kemampuanku
tidak banyak untuk menceritakan kembali apa² yang aku lihat, kudengar dan
kurasakan. Terima kasih kepada yang sudah menyempatkan waktu membaca blog https://www.seratusnegara.com/
KOTA PADANG
Yuk simak kisah berikut ini.
Ku tau tiket di dalam negeri lagi mahal²nya,
jadi untuk ke Padang terpaksa harus lewat Malaysia. Sebab tiket dari Surabaya -
KL dan tiket KL - Padang harganya ga sampai 400 ribu rupiah. Kemahalan ya ?
Biasalah, aku kerap pakai maskapai negeri jiran yang murah meriah tapi maskapai tersebut sudah 11 kali berturut-turut menyabet penghargaan the lowest fare in the world. Meski aku tidak mentargetkan menjelajahi semua propinsi di Sumatera yang belum pernah kuinjak (tersisa 6 propinsi), tapi aku ingin sekali menjelajahi seluruhnya.
Semoga saja kali
ini aku bisa menjelajahi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung. Keinginan tersebut tetap terpatri di
hatiku, walaupun tidak dibekali itinerary detail untuk perjalanan ini.
Semampuku ajalah. Tampaknya sih agak sulit juga menentukan rutenya, sebab
lokasinya yang menyebar. Let's see on the spot.
Perjalanan kuawali dari
Kota Padang selanjutnya menjelajah ke beberapa propinsi sekitar Sumatera Barat.
Ketika landing di Bandara Internasional Minangkabau (sebelumnya Bandara
Tabing), aku mau naik kereta bandara menuju Kota Padang yang jaraknya sekitar
22 km. Taripnya 10 ribu. Namun kereta bandara adanya pukul 8 malam. Daripada
harus nunggu 3 jam, kuputuskan naik Bus Damri (23.5 ribu) yang mangkal di depan
pintu kedatangan.
Ikuti kisahnya lebih lanjut .... sementara ambo jadi
orang awak dulu yo. Tambo ciek lai.
Selepas turun dari Bus Damri di Jalan
Imam Bonjol, aku menyantap Sate Ayam Madura dan sup buntutnya yang aduhai
membangkitkan selera. Ditambah minuman jeruk hangat, ludes semuanya masuk
lambungku. Semoga apa yang kumakan menjadi kebaikan, kekuatan dan kesehatan
bagi tubuhku. Aamiin.
Untuk mencari Riverside Hostel tidaklah sulit
karena ada Grab Bike yang selalu siap mengantarkanku. Ke Hostel, OVO ku cuma
terpotong 3 ribu aja.
Hostel nya benar² berada di tepi sungai. Kondisi
dan suasananya apik, bersih dan disediakan beberapa kelengkapan untuk setiap
tamunya. Berarsitektur gaya lama ditambah pelayanan yang ramah membuat aku
jatuh cinta stay di hostel ini. Yang aku ga mau beralih ke lain hati adalah
harganya yang murah.
Riverside Hostel |
Pas
betul aku stay di sini. Karena kemana² cukup dekat. Sebut saja ke Gunung
Padang, Jembatan Siti Nurbaya, Kapal cepat ke Mentawai, Pantai Air Manis,
Pantai Padang, tangga seratus atau Kota Tua Padang.
Puncak Gunung Padang |
Tiket masuk 10 ribu rupiah sebagai
tanda kalau aku adalah legal yang mengikuti aturan. Karena masih pagi, nyaris
hanya aku sendiri yang trekking menuju puncak. Pada jalur menuju ke atas
terdapat bekas benteng masa kolonial Jepang yang dilengkapi meriam laras
panjang. Disamping itu terdapat Makam Siti Nurbaya yang berada di dalam goa
yang diapit tebing sempit.
Jembatan Siti Nurbaya |
Akhirnya tiba juga di puncak setelah menapaki
ratusan anak tangga Gunung Padang. Nah... dari sini tampak keindahan Pantai
Padang, Pantai Air Manis dan Kota Padang.
Menjelang tengah hari, aku
siap² buat Shalat Jum'at. Shalatnya di Masjid Raya Sumatera Barat yang
berarsitektur rumah Minang yang sangat megah. Memang seharusnya Rumah Allah
dibuat megah, besar dan agung dibanding rumah tinggal kita.
Istirahat
yang cukup perlu kulakukan agar badan selalu fit untuk penjelajahan
selanjutnya. Pantai Air Manis menjadi pilihanku. Cukup dengan Gojek
yang lagi kasih promo. Aku bayar cuma 4 ribu saja. Seharusnya 10 ribu.
Setelah
membayar tiket masuk 10 ribu, aku mulai menikmati Pantai Air Manis. Landainya
pantai ini sangat disukai para pelancong dari berbagai daerah. Gelombang
ombaknya bisa digunakan untuk berselancar. Dan yang yang menjadi daya tarik di
sini adalah Batu Malin Kundang yang melegenda kisahnya sejak dulu.
Kaget juga selama
menjelajah Sumatera Barat, tidak ada satu pun Rumah Makan Padang. Yang ada cuma
namanya aja seperti RM Surya, Ampera, Bundo kanduang atau Sederhana. Begitu
juga minimarket A*Mart atau I*Mart tidak ada sama sekali di seantero Sumatera
Barat.
Kuliner daging rendang yang empuk dan menu lainnya tersedia di
setiap rumah makan (RM Padang). RM Ronny atau RM Pak Gole adalah salah satunya
yang menyediakan menu ini. Belum lagi lontong sayur pagi dan malam yang memakai
irisan nangka muda (cubadak), daun paku (pakis) dan kuahnya yang kental menjadi ciri khas
Masakan Padang kesukaan masyarakat. Jangan lupa nikmati juga Sate Daging Danguang Danguang. Hhm jadinya mau makan terus.
Kalau lagi banjir musim durian, di sekitar Jalan
Wahidin dan Sisingamangaraja adalah sentra durian di pinggiran Kota Padang.
Sempatkan makannya dengan ketan dan parutan kelapa biar rasanya lebih
menggigit. Harganya lebih murah kalau pas musimnya datang.
Pagi² aku
mulai olahraga pagi berjalan kaki menyusuri kanal Batang Arau. Ini adalah Kota
Tua Padang yang sebenarnya. Bangunan kuno masa kolonial berjejer di sepanjang
jalan ini.
Aku menuju ke Pasar Tanah Kongsi Kampung Cina yang merupakan
kawasan Chinatown di Padang. Klenteng dan Gapura Pecinan terdapat di situ yang
berdekatan dengan pasar tradisional Tanah Kongsi. Warga etnis Tionghoa berbaur
menjadi satu dengan warga lokal baik rumah tinggalnya maupun tempat berjualan
pada kawasan yang sama.
KEPULAUAN MENTAWAI
Menikmati indahnya dan keaslian Pulau Sipora di Kepulauan Mentawai sangat mengasyikkan. Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari beberapa pulau, diantaranya Pulau Pagai Utara, Pagai Selatan, Sipora, Siberut dan beberapa pulau kecil lainnya. Sedangkan di kabupaten ini didiami oleh Suku Mentawai.
Pulau Sipora termasuk pulau² besar bersama Pulau Nias
dan Siberut paling barat Indonesia. Pulau² ini berada di lautan lepas Samudera
Hindia.
Pelabuhan Muaro Batang Arau Padang adalah titik pemberangkatan
ke/dari Pulau Sipora, Siberut dan Sikakap. Dengan Kapal Cepat MV. Mentawai Fast
pulau² ini bisa ditempuh dalam waktu 4 jam pada cuaca normal. Tiket 250 ribu.Kapal ini akan sandar di dermaga Tuapejat di Sipora Utara
atau Sioban di Sipora Selatan (tergantung jadwal harinya).
Kalau pakai ferry lambat Gambolo atau Ambu-Ambu yang berjenis roro waktu tempuhnya 8 hingga 10 jam. Berangkat dari Pelabuhan Bungus Padang. Tiketnya sekitar 135 ribu. Ayo Nikmati Beautiful Indonesia.
Bersambung ke : JELAJAH 6 PROPINSI DALAM SEBULAN (2)
Klik disini https://www.seratusnegara.com/2019/08/jelajah-6-propinsi-dalam-sebulan-2_28.html
Bersambung ke : JELAJAH 6 PROPINSI DALAM SEBULAN (2)
Klik disini https://www.seratusnegara.com/2019/08/jelajah-6-propinsi-dalam-sebulan-2_28.html
Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
No comments:
Post a Comment