Selepas Shubuh aku meluncur dari Malang menuju kota kecil Pare di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Jalurnya melewati Kota Batu - Pujon - Ngantang - Kesembon - Kandangan dan Pare. Hanya perlu waktu 2 jam saja berkendara dengan santai untuk mencapai Kota Pare.
Mau ngapain ke Pare ?
Aku ingin melihat Kawah Gunung Kelud paska meletus pada Pebruari 2014, tepat pada Valentine Day. Tidak ada persiapan khusus yang kulakukan untuk perjalanan ini. Hanya membawa sedikit perlengkapan seperti baju ganti, sajadah, jas hujan, tisu basah, air minum, se-thermos kecil kopi panas dan masker. Semuanya kutaruh di dalam backpack mini. Dan yang terakhir adalah membawa uang cash secukupnya untuk keperluan selama perjalanan. Kuy kita lanjutkan perjalanannya.
PARE SEBAGAI BASE CAMP
Dari Pare perlu 1 jam 15 menit lagi untuk menjangkau bibir Kawah G. Kelud. Jika lewat jalur normal jaraknya lebih jauh dan lebih lama (46 km). Tetapi aku memilih jalan pintas yang lebih dekat yakni lewat jalur Pare - Wates, dan setelah ketemu masjid hijau Baitul Mustaqim dekat Pasar Dermo, belok ke kiri menyusuri jalan hingga masuk Kawasan PTP Pawon. Lantas lanjut sampai ke Kantor Desa Sugih Waras. Setelah itu ambil jalan ke kiri sekali lagi, tidak jauh dari situ aku tiba di pintu gerbang utama tempat beli tiket masuk. Jalur pintas yang kuambil ini lebih hemat 10 km dibanding jalur normal.
Kawasan PTP Pawon terasa sejuk udaranya karena banyak pepohonan produktif seperti karet, kopi, nanas, coklat dan tebu. Dari sini sudah tampak gugusan puncak gunung yaitu G. Sumbing, G. Gajah Mungkur dan G. Kelud itu sendiri (1731 mdpl). Yang menarik melewati jalur ini adalah tanaman nanas kualitas unggul yang terhampar luas di kiri dan kanannya. Menurut keterangan temanku, buah-buah nanas tersebut baru bisa dipanen sekitar 9 bulan lagi sejak ditanam. Melewati gerbang PTP Pawon banyak truk-truk mengambil pasir dari lokasi penambangan dalam kawasan ini.
TKP KAWAH KELUD
Dari Pintu Gerbang Utama Wisata G. Kelud ke bibir kawah masih sekitar 10 km lagi. Tiket masuknya 10 ribu rupiah. Melewati jalan berliku akhirnya bertemu dengan parkiran terakhir untuk mobil. Sedangkan parkiran untuk sepeda motor masih lebih atas lagi. Dari parkiran, pengunjung diwajibkan pakai ojek yang dikelola oleh paguyuban warga setempat atau bisa juga berjalan kaki jika mau. Dari parkiran mobil ojeknya 60 ribu (pp), sedangkan dari parkiran motor ojeknya 35 ribu (pp). Jasa ojek akan mengantar kita hingga bibir kawah.
Kawah G. Kelud adalah salah satu kawah yang bisa dijangkau oleh kendaraan bermotor seperti Kawah G. Tangkuban Perahu di Lembang Jawa Barat. Jalannya sudah disiapkan berupa jalan beton yang mulus. Dari parkiran ojek yang terakhir, untuk melihat kawah Kelud tinggal jalan sedikit atau bisa lewat terowongan 'Inlet Ganesha' sepanjang seratusan meter. Sedangkan kalau ingin ke kolam air panas harus jalan turun lagi ke bawah di sebelah kanan jalan. Kalau ingin coba treking mengikuti jalan berliku yang naik turun terjal boleh-boleh aja. Asal kuat dan bakal menguras tenaga lumayan banyak. Monggo dipilih.
Akhirnya, alhamdulillah aku bisa melihat dan menikmati indahnya ciptaan Illahi gugusan gunung yang menakjubkan. Dan kawah G. Kelud yang berwarna kuning kecoklatan yang sedang beriak kecil. Semuanya indah untuk dinikmati dan mengakui keagungan Illahi yang Maha Kuasa. Dari atas, di kejauhan tampak G. Wilis yang terletak di enam kabupaten, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Ponorogo, Madiun dan Trenggalek.
Pada jalur dari gerbang utama hingga ke kawah terdapat taman bunga yang indah, bedak-bedak penjual durian, taman berkuda dan jalan misteri yakni jalan bermedan magnet yang bikin kendaraan bisa berjalan sendiri bila perseneleng di posisi normal. Di dekat sini juga ada jalur untuk event off road.
Penjelajahan mulai dari Malang ke kawah Kelud (pp) sengaja kuselesaikan dalam sehari, berangkat selepas Shubuh dan tiba di rumah pas Maghrib. Dalam perjalanan pulang dari Kelud, aku singgah di warung sate di jalur PTP Pawon - Pasar Dermo tepatnya dekat pabrik rokok Tajimas. Rasa sate yang super enak dipadukan dengan gule kambingnya yang empuk, harganya juga murah.
Di Kota Pare aku sengaja beli oleh-oleh antara lain Tahu Kuning Kiet dan Getuk Pisang khas Kediri. Dan yang paling penting mampir ke tempat kursus Bahasa Inggris, Fluency English Club. Alamatnya di Desa Tulungrejo tepatnya di Jalan Sakura No. 5 (Belakang Stadion Canda Bhirawa). Ku tau di situ ada tempat kursus berkualitas apik, sederhana dan murah. Bila anda atau keluarga ingin meng-up grade berbahasa Inggris agar was wes wos bisa menghubungi pengelolanya Mas Andy (081333905459).
So Amazing... Beautiful Indonesia.
Copyright@by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
No comments:
Post a Comment